favicon-96x96
LKSA Hasanah Kautsar_1
NEWSORPHAN CARE

LKSA Hasanah Kautsar: Wujud kepedulian terhadap Anak Yatim Piatu


“It takes a village to raise a child.” artinya, “Membutuhkan satu desa untuk mengasuh seorang anak.” ujar Tuan Waleed, perwakilan Humanity First USA.


Rabu, 28 Februari 2024 – Humanity First Indonesia melakukan peresmian Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) yang bernama Hasanah Kautsar. LKSA ini merupakah tempat singgah atau tempat pengasuhan anak – anak yatim piatu yang saat ini dikelola oleh Humanity First Indonesia. Sebelumnya, Panti Asuhan ini dikelola oleh Yayasan Wisma Damai dan pada April 2023, dilakukan pengambil alihan pengelolaan oleh Humanity First Indonesia. LKSA ini merupakah program Orphan Care Humanity First secara Internasional dan LKSA Hasanah Kautsar ini program kerjasama antara Humanity First Indonesia dengan Humanity First USA. LKSA ini menerima anak – anak yatim piatu yang membutuhkan pengasuhan, pendidikan, keterampilan dan hal lainnya agar masa depan anak – anak yatim piatu yang menerima manfaat dari LKSA ini mendapatkan masa depan yang lebih baik lagi. Karena persoalan anak yatim piatu ini bukan hanya tugas pemerintah namun menjadi tugas kami secara pribadi dapat membantu, tugas lembaga yang dalam hal ini Humanity First sebagai lembaga yang resmi yang bergerak dalam kerja – kerja kemanusiaan.

Dalam acara peresmian LKSA Hasanah Kautsar, wakil dari Humanity First USA, Tuan Waleed, menyampaikan ada pepatah dalam Bahasa Inggris, “It takes a village to raise a child.” artinya, “Membutuhkan satu desa untuk mengasuh seorang anak.” Persoalan anak yatim piatu merupakan persoalan yang cukup berat dan membutuhkan kerja bersama. Dalam acara peresmian ini, kami melihat pepatah itu secara langsung, satu komunitas, satu desa datang untuk mendukung Panti Asuhan ini. Semoga, kita dapat memberikan yang terbaik untuk anak – anak yatim piatu dalam asuhan kita ke depannya.

Selain dari perwakilan Humanity First USA, peresmian juga dihadiri oleh Chairman BOT Humanity First Indonesia, Bpk. Mln. Mirajuddin. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan bahwa, pengasuhan anak yatim piatu ini merupakah perintah Allah Ta’ala yang perintahnya ada dalam Al-Qur’an dan disunahkan oleh Rasulullah SAW dalam sunah dan hadistnya. Mengutip surat Al-Ma’un, di mana dalam ayat tersebut dijelaskan:

“Tahukah kamu (orang), yang mendustakan agama, maka itulah orang yang menghardik anak yatim piatu, tidak memberi makan orang miskin, maka celakalah orang yang shalat.”


Dalam momen peresmian tersebut, Chairman BOT Humanity First Indonesia mengajak kepada semua untuk bersama – sama menyatuni anak yatim piatu. Melalui LKSA Hasanah Kautsar ini, semoga menjadi pintu untuk kita semua dalam kebaikan dan melayani kemanusiaan. Peresmian ditutup dengan rangkaian acara lainnya berupa penarikan kain yang menutupi logo Branding LKSA dan penandatanganan sebuah batu tanda prasasti oleh Chairman BOT Humanity First Indonesia (Bpk. Mln. Mirajuddin Syahid), Perwakilan Humanity First USA (Tuan Waleed) Chairman Humanity First Indonesia (Kandali Achmad Lubis) dan pendonor yang sudah menghibahkan tanahnya untuk LKSA Hasanah Kautsar (Drs H. Mansur Ahmad).

Peresmian ini didatangi oleh tokoh – tokoh yang berperan dalam kiprah LKSA sebelum diambil alih oleh Humanity First Indonesia dan juga dihadiri oleh tokoh – tokoh lainnya di Tasikmalaya seperti perwakilan dari komisi perlindungan anak daerah tasikmalaya (Ajat), Ketua PERADI (Dr. Andi, SH.), Fatayat NU dan tokoh-tokoh lainnya. Acara peresmian ini bekerjasama dengan Lembaga Forum Bhineka Tunggal Ika yang diketuai oleh Asep Rizal, yang selama ini sangat giat dalam memperjuangkan giat – giat kemanusiaan di Tasikmalaya. Rangkaian kegiatan peresmian ini meliputi Bakti Sosial Pengobatan, Pemberian Sembako untuk Anak Yatim Piatu di luar Panti Asuhan. Semoga, Humanity First Indonesia dapat memberikan yang terbaik dalam mengasuh dan melayani anak – anak yatim piatu di LKSA Hasanah Kautsar. (red.)


20230527_133841
WATER FOR LIFE

Bantuan Air Bersih Humanity First, Membantu Penyelesaian Masalah Stunting di Desa Nusa, Kab. Timor Tengah Selatan

“Ketika ada air, masyarakat berpikir mau cuci tangan atau mau minum. Mereka memilih minum daripada cuci tangan. Ketika makan juga otomatis tidak dalam keadaan bersih dan sehat. Ini jadi persoalan,” ujar Ratu Wulla dalam Rapat Kerja Komisi IX DPR RI dengan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Badan Kependudukan, Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Senin (7/11).

Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur

Permasalahan air bersih ini sangat erat hubungannya dengan masalah stunting di NTT. khususnya di wilayah Kab. Timor Tengah Selatan (TTS). Wilayah TTS pernah menduduki daerah tertinggi kasus stunting di Indonesia pada tahun 2021. Secara nasional, Kabupaten TTS menduduki puncak nomor satu untuk prevalensi balita stunting di antara 246 kabupaten/kota di 12 Provinsi Prioritas.

demikian keterangan tertulis yang dikeluarkan BKKBN yang diterima CNNIndonesia.com, Rabu (23/3). 

Anak-anak di Desa Nusa, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT

Permasalahan ini masih terus menjadi momok di Kab. Timor Tengah Selatan.

Bukan kami berdiam diri untuk tidak mau menyelesaikan masalah Stunting di daerah TTS. Masalah gizi buruk ini tidak hanya faktor kemiskinan masyarakat dan pernikahan dini. Faktor yang menjadi indikator utama adalah masalah air bersih dan sanitasi,”

Ujar Evi maria perwakilan bappeda saat sambutan peresmian Bantuan air bersih humanity First di Desa Nusa, Kab. TTS.

 Beliau juga menegaskan, “permasalahan air bersih ini bukan perkara yang mudah. Satu dipengaruhi letak geografis di Lokasi TTS yang merupakan dataran tinggi. Kemudian, di wilayah TTS yang merupakan bagian dari wilayah NTT ini memiliki musim kemarau yang panjang dan musim penghujan yang singkat. Di masa penghujan, kebiasaan masyarakat di TTS ini menampung air hujan. Memasuki musim kemarau, warga TTS harus membeli air dari mobil tangki yang dihargai Rp10.000 untuk 3 jeriken ukuran 20 liter. Sumber air yang dibeli melalui mobil tangki tersebut tidak jelas asal-usulnya dan apakah aman untuk dikonsumsi. Selain itu, air sangat penting juga untuk pertanian. yang mana masyarakat di TTS, khususnya di Desa Nusa, lokasi pengeboran air bersih HF, hidupnya sangat berpengaruh dari hasil pertanian. Di masa penghujan, menjadi musim di mana mereka menanam sayur-sayuran. Namun, di masa kemarau, masyrakat tidak bisa menanam dan tentunya sangat berpengaruh dengan tingkat penghasilan mereka. Oleh karena itu, wilayah TSS, khususnya di Desa Nusa, termasuk dalam kategori wilayah miskin. Selain itu, untuk dilakukan pengeboran air di wilayah TTS cukup mahal, dengan anggaran APBD kami yang tidak besar.”

warga membeli air jeriken

Humanity First Indonesia bersama humanity First USA dan Humanity First Internasional melalui program Water For Life telah melakukan pengeboran air di Desa Nusa, Kab. Timor Tengah Selatan, provinsi NTT.  Selama 3 bulan, Humanity First Indonesia melakukan assessment dan perencanaan projek Water For Life yang dilaksanakan oleh Project Officer (PO), Agil Cahyo Manembah. Dalam pelaksanaan pengadaan air bersih di desa Nusa, Humanity First bekerja sama dengan Bappeda dan juga Bumdes Desa Nusa. Kerjasama ini dilakukan agar air dapat dikelola dengan baik secara manajemen dan dapat di gunakan secara adil oleh warga Desa Nusa, baik untuk keperluan air minum dan juga kebutuhan pertanian. 

pengalungan selendang sebagai penerimaan tamu kehormatan dan keluarga

27 maret 2023, Humanity First Indonesia bersama masyarakat dan pihak pemerintah, Bappeda Kab. TTS, Camat, Bumdes, Kepala Adat, Kepala Desa Nusa dan masyarakat setempat melakukan peresmian sebagai tanda syukur atas air bersih di desa mereka. Peresmian dimulai dengan proses adat, yaitu perwakilan HF dikalungi selendang khas Desa Nusa sebagai tanda diterimanya HF sebagai tamu kehormatan dan keluarga. Kemudian acara berlanjut berupa sambutan dari perwakilan yang hadir. 

peresmian air bersih dari Humanity First di Desa Nusa, Kab. TTS, NTT

Perwakilan Humanity First Indonesia, Vice Chairman, memberikan pesan kepada masyarakat dan pemerintah setempat untuk mengelola air ini dengan baik. Selain untuk kebutuhan minum dan mandi, diharapkan air bersih ini dapat digunakan untuk irigasi pertanian sayur. Dengan adanya sumber air, diharapkan masyarakat Desa Nusa tetap dapat menanam sayur di musim kemarau agar pendapatan tetap ada. Air tersebut juga dapat digunakan untuk budidaya ikan lele sebagai penghasilan tambahan dan sebagai sumber makanan yang tinggi protein untuk mengatasi masalah stunting di Desa Nusa.

Acara peresmian di akhiri oleh tarian kebahagiaan. Warga terlihat begitu senang dan bersyukur. Menari dengan selendang dan menarik satu persatu masyarakat yang lain untuk ikut menari. Tidak luput juga PO Water For Life, Agil Cahyo Manembah, Vice Chairman dan tim HF lainnya turut diajak untuk menari bersama dalam mengekspresikan kebahagiaan atas tersedianya air bersih di Desa Nusa berkat bantuan Humanity First.

tarian kebahagiaan, adat Desa Nusa

“Mas Agil. Kami berterima kasih atas bantuan air bersih dari Humanity First. Kami bahagia dan senang sekali dengan hadirnya Mas Agil dan perwakilan HF yang lain untuk bantu kami. Kami sedih saat Mas Agil harus pulang. Mas Agil dan perwakilan HF yang lain sudah seperti keluarga bagi kami. Kami sedih.”

ujar Adi, perwakilan masyarakat dalam pesan singkat WA beliau.

20230520_161025
WATER FOR LIFE

Bantuan Air bersih untuk Masyarakat Pulau Sabu, Pulau Ujung Selatan Indonesia

Suara kapal cepat yang mengantar kami ke Kepulauan Sabu terdengar, “Toon.. Toon..”. Pada Jumat, 19 Mei 2022, Tim Humanity First (HF) Indonesia melakukan perjalanan ke Kepulauan Sabu setelah meresmikan program Air Bersih di Kota Kupang. Kepulauan Sabu, yang merupakan kepulauan paling ujung selatan Indonesia dan berdekatan dengan Australia, telah berkembang sejak wilayah Sabu menjadi kabupaten provinsi NTT. Akses ke pulau ini membutuhkan perjalanan kapal besar selama 10 jam dari Kota Kupang, dengan jadwal pelayaran yang tidak tersedia setiap hari. Selain itu, alternatif transportasi ke pulau Sabu adalah menggunakan pesawat terbang, namun dengan biaya yang sangat mahal. Untuk kali ini, Tim Humanity First Indonesia memilih kapal cepat sebagai sarana transportasi.

Setelah perjalanan selama 10 jam, tim HF tiba di pelabuhan pulau Sabu pada pukul 08.30 WITA. Kami disambut oleh teman kami, Kak Nando, dari Generasi Peduli Sesama, yang telah membantu kami menjalankan program Water For Life di pulau Sabu.

Pada Sabtu, 20 Mei 2023, setelah tiba di Pulau Sabu, Tim HF langsung menuju lokasi pengeboran yang akan diresmikan di Desa Tanajawa dan Desa Hallapadji. Di Desa Tanajawa, peresmian dilakukan secara sederhana di depan lokasi pengeboran. Acara dimulai dengan sambutan dari Kepala Desa Tanajawa, wakil ketua Humanity First, Bappeda Kabupaten Sabu, PUPR, dan Kepala Adat.

Sambutan peresmian air bersih

Selanjutnya, dilakukan penyembelihan hewan sebagai ungkapan syukur atas hadirnya sumber air bersih di desa mereka. Papan nama pun dipasang secara bersama dan dilakukan doa oleh pemimpin agama setempat. Acara peresmian ditutup dengan makan bersama yang dihadiri oleh tokoh adat dan masyarakat.

Peresmian proyek air bersih di Desa Tanajawa, Sabu, NTT

“Hadirnya sumber air bersih yang diberikan oleh Humanity First ini merupakan berkat Tuhan bagi kita, warga Desa Tanajawa. Kita harus memanfaatkannya dan menjaganya agar tetap berkelanjutan. Air bersih tidak hanya berguna untuk minum, tetapi juga untuk pertanian dan kehidupan sehari-hari,”

ujar Kepala Desa Tanajawa dalam prosesi peresmian.

Kemudian perwakilan Humanity First, Ahmad Masihuddin selaku Vice Chairman HF Indonesia turut menyampaikan,

“Terima kasih kepada semua elemen yang telah membantu terwujudnya program air bersih di Tanajawa. Ini yang hanya bisa kami berikan untuk warga. Semoga bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari dan dapat dimanfaatkam semaksimal mungkin, bukan hanya untuk minum dan mandi, namun dapat digunakan untuk mengairi perkebunan atau menanam sayur untuk kebutuhan warga. Kami titip sumber air ini dan tolong dirawat keberlangsungannya,” 

Pukul 03.00 WITA, tim Humanity First tiba di Desa Hallapadji untuk peresmian pengeboran kedua di Pulau Sabu. Setelah melakukan perjalanan selama satu jam, akhirnya kami sampai ke lokasi. Suara genderang musik khas Sabu telah terdengar. Saat kami turun dari mobil, kami segera disambut meriah dengan tarian Ledo yang merupakan tarian sambutan tamu kehormatan adat setempat. Kami kemudian dikalungkan selendang buatan tangan warga sebagai simbol diterimanya kami sebagai keluarga.

Tari Ledo, tari adat untuk menyambut tamu kehormatan

Acara peresmian di Desa Hallapadji diawali dengan sambutan dari berbagai pihak, yaitu dari Desa, Bappeda Kab, Wakil ketua Humanity First, PUPR, hingga ketua adat. Prosesi adat juga dilakukan dengan memotong pita peresmian di lokasi pengeboran oleh wakil ketua Humanity First Indonesia, ketua adat, dan perwakilan pemerintah.

Kemudian prosesinya dilanjut dengan perwakilan Humanity First Indonesia mengambil air menggunakan kendi dan menyerahkannya pada ketua adat dan juga pada perwakilan masyarakat setempat sebagai simbol penyerahan air kepada masyarakat dari Humanity First Indonesia.

Peresmian air bersih di Desa Hallapadji, Pulau Sabu, NTT

“Kami mohon untuk diterima air bersih ini. Tolong dirawat keberlangsungannya dan digunakan sebaik-baiknya untuk kehidupan sehari-hari,”

Ujar Vice Chariman Humanity First Indonesia

Prosesi diiringi oleh suara gendrang dan tarian ledo. Peresmian lalu ditutup dengan makan bersama dan foto bersama dengan warga Desa Hallapaji.

Humanity First Indonesia bekerja selama 3 bulan melakukan assessment, perencanaan, dan pengeboran di Pulau Sabu dengan bantuan dari Agil Cahyo Manembah selaku PO dari projek Water For Life. Pulau Sabu merupakan pulau kecil yang sangat unik dengan letak geografisnya yang berbukit-bukit dan dikelilingi oleh laut. Kebudayaan dan tradisi penghormatan terhadap pemimpin masih dijaga dengan baik di pulau ini.

Pulau Sabu hanya mengalami musim hujan yang berlangsung selama 3 bulan saja, setelahnya adalah musijm kemarau. Kondisi ini menyebabkan wilayah tersebut menjadi kering dan sulit mendapatkan air bersih. Bahkan, terdapat suatu anggapan bahwa pengeboran air tidak akan mengeluarkan air, karena pernah terjadi di beberapa lokasi pengeboran memang tidak keluar air.

Selain itu, masyarakat pulau Sabu sebelumnya mengandalkan air hujan atau sumber mata air yang berkilo-kilo jauhnya untuk memenuhi kebutuhan air mereka. Ironisnya, menurut aktivis gerakan pendidikan Kota Sabu, Kak Nando, menyampaikan bahwa, di Sabu masih banyak anak-anak yang tidak mendapatkan pendidikan. Salah satu penyebabnya karena masalah air. Dikarenakan anak-anak harus mengambil air dari sumber yang jauh, sehingga waktu mereka untuk belajar terbatas. Bahkan terdapat tradisi dimana anak-anak bersekolah membawa jerrycan 5 liter untuk mengambil air.

 

Foto tim HF Indonesia bersama dengan masyarakat setempat

 

Selain itu, biaya air bersih yang mahal juga mempengaruhi pendapatan masyarakat. Mereka harus membeli air bersih per-5000 liter dengan harga mencapai Rp 350.000,- Biasanya, dalam sebulan mereka bisa sampai tiga kali membeli air. Sehingga, dalam sebulan mereka bisa menghabiskan uang mencapai satu juta rupiah demi mendapatkan air bersih. Namun, penghasilan mereka tidak sebesar itu. Hanya orang-orang tertentu yang memiliki uang yang dapat membeli air bersih, sedangkan mayoritas masyarakat Sabu adalah petani.  Melihat latar belakang ini, Humanity First Indonesia bekerja sama dengan HF USA dan Internasional menjalankan program Water For Life di Pulau Sabu untuk mengatasi masalah air bersih tersebut.

 

oleh: Ahmad Masihuddin

 

Kontribusi berikan air bersih di lebih banyak lokasi yang membutuhkan di sini 💙.

Screen Shot 2023-04-07 at 13.27.04
PRESS RELEASE

Ramadan Bulan Kemanusiaan, Bulan kebaikan untuk Berbagi

Ramadan adalah bulan cinta kasih terhadap sesama. Hal ini harus mampu dimaknai dengan saksama bahwa, bulan Ramadan adalah bulan yang suci, bulan kemanusiaan dan bulan kebaikan.  Di bulan inilah, orang – orang muslim dianjurkan untuk berlomba – lomba dalam melakukan kebaikan terhadap sesama.

Dalam agama Islam, kemanusiaan menjadi hal yang sangat mulia, bahkan entitas manusia adalah makhluk paling sempurna di muka bumi ini. Dampak dari semakin tingginya tingkat ketakwaan/keimanan seseorang, maka semakin tinggi pula rasa kemanusiaannya. Puasa mendidik manusia memiliki karakter cinta, lembut, dan kasih sayang yang mana menjadikan seorang insan halus budinya, juga bersih jiwanya.

Ramadan sebagai momentum untuk memupuk nilai kemanusiaan yang dapat kita jalankan dengan penuh rasa kemanusiaan serta kelapangan hati dan pikiran dalam memahami perintah Allah Swt. dan anjuran Rasulullah saw.  sehingga amarah, kebencian, dan kekerasan lenyap “terbakar” di bulan ini. Umat beragama harus kembali menjadi manusia autentik yang budi pekerti. Kesalehan spiritual yang berlipat ganda harus ditransformasikan menjadi kesalehan sosial yang berpihak pada cinta kasih kemanusiaan.

Humanity First Indonesia dan DKM Al-Hidayah bersama pengurus RT, RW dan Kelurahan Petojo Utara bermaksud melaksanakan acara buka puasa bersama serta melaksanakan rangkaian kegiatan kemanusiaan sebagai refleksi kebaikan pada bulan Ramadan.

Kegiatan kemanusiaan yang akan dilakukan adalah Pembagian Sembako dengan jumlah 300 buah, Talkshow “Ngobrol Sehat”, pembagian makanan buka puasa kepada para ojol dalam program Ojol Food Stop, hingga Bazar Murah.

Ngobrol Sehat merupakan program edukasi kesehatan milik HF Indonesia yang rutin dilakukan setiap bulannya melalui akun instagram HF Indonesia. Namun, Acara Ngobrol Sehat episode kali ini, merupakan acara spesial untuk Humanity First Indonesia, karena dilakukan secara offline, sehingga acara menjadi lebih menarik dan interaktif.  Bertemakan “Sehat dan Berkah di Bulan Ramadan”, dengan narasumber ahli, yaitu dokter spesialis penyakit dalam, dr. Hj. Vivien Maryam, SpPD-KGEH, FINASIM, turut mengundang Mubaligh Mln Hafizurrahman Danang, dan pemandu acara ternama, yakni Eddi Brokoli.

Ojol Food Stop juga akan kembali membagikan makanan untuk para driver Ojol, yang sebelumnya telah dilaksanakan di tanggal 1 April 2023.

Tujuan kegiatan Ramadan Bulan Kemanusian, Bulan Kebaikan untuk Berbagi adalah untuk menginspirasi orang-orang untuk berlomba-berlomba dalam berbuat kebaikan di bulan Ramadan juga seesuai dengan kampanye HF Indonesia di bulan Ramadan yaitu “30 Hari Melakukan Kebaikan”. Selain itu, tujuan kegiatan ini juga sebagai ajang silaturahmi dengan DKM Masjid Al- Hidayah, Petojo Utara, bersama warga sekitar untuk mempererat hubungan kemasyarakatan dan sosial.

IMG_7465
FOOD SECURITY

Sebungkus Kebahagiaan di Bulan Ramadan untuk Driver Ojol

Sabtu, 1 April 2023, tepatnya pukul 17.30, para driver ojek online (ojol) berdatangan ke Masjid Al-Hidayah, Jl. Balikpapan 1, Petojo Utara. Mereka datang setelah mendapatkan kupon pemberian makanan gratis untuk berbuka puasa yang dibagikan oleh tim panitia Ojol Food Stop Humanity First Indonesia di titik-titik tempat ojol beristirahat. Kupon yang diberikan panitia mencapai 100 buah yang disebarkan di lokasi sekitar Harmoni dan area Jakarta Pusat.

“Alhamdulillah, para driver ojol antusias berdatangan untuk menukarkan kupon dengan makanan berbuka puasa. Kami akan rutin melakukan pembagian makanan untuk ojol ini setiap minggu selama bulan puasa dengan bekerja sama dengan Humanity First Indonesia.”

Ujar Eka Taher, ketua DKM Masjid Al-Hidayah.

Ojol Food Stop merupakan turunan dari program Food Security, yaitu program pengadaan makanan yang penerimanya dikhususkan untuk ojol. Seiring dengan kampanye “30 Hari Lakukan Kebaikan”, program ini akan terus dijalankan oleh Humanity First Indonesia selama Bulan Ramadan, setiap hari Jumat.

“Alhamdulillah masih banyak orang-orang baik di Jakarta yang peduli kepada kami. Terima kasih HF dan Masjid Al-Hidayah atas makanannya.”

Ujar Roni, salah satu driver ojol.

Program pemberian makan untuk driver ojol melalaui Ojol Food Stop dirancang berdasarkan hasil survey maupun wawancara secara langsung kepada driver ojol, di mana ditemukan keluhan pendapatan mereka yang tak besar dan pasti. Hal ini menjadi semangat Humanity First Indonesia untuk memberi apresiasi atas usaha dan perjuangan mereka dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka serta keluarganya. Seorang ojol harus rela menghabiskan harinya hidup di jalan, istirahat di jalan. Hujan dan panas terik dilalui demi mendapatkan rezeki yang halal untuk keluarga.

Semoga program Ojol Food Stop dapat mengurangi biaya pengeluaran mereka, sehingga uang mereka untuk dibawa pulang menjadi lebih banyak. Terima kasih, Sobat Kemanusiaan, berkat dukunganmu, kegiatan Ojol Food Stop di Masjid Al-Hidayah kali ini berhasil membagikan 100 box nasi bungkus. Semoga di kegiatan selanjutnya jumlah nasi bungkus yang dapat diberikan terus bertambah, seiring bertambahnya partisipasi dari Sobat Kemanusiaan.

“Kami mengajak seluruh Sobat Kemanusiaan Humanity First Indonesia untuk bersama-sama berbuat kebaikan dengan berbagi makan buka puasa untuk para ojol selama bulan Ramadan “

ujar Aryudi, salah satu pengurus Humanity First Indonesia.

 

Yuk, Sobat Kemanusiaan, dengan donasi Rp15.000,- kamu sudah bisa memberi mereka makanan buka puasa. Mari berlomba-lomba berbagi kebahagiaan di Bulan Suci Ramadan 🔽
https://humanityfirst.id/campaign/ojol-food-stop

AirBersihNTT-01
PRESS RELEASE

Clean Water for NTT

During the month of Ramadan, in addition to fasting, we are taught to compete in doing good deeds. Humanity First Indonesia invites all of humanity to do good deeds through the Clean Water program for East Nusa Tenggara.

This program is part of the Water For Life program. Water For Life has been implemented since 2005, when Humanity First (HF) Indonesia was established. In addition to Water For Life, HF Indonesia also has various other humanitarian programs, such as Orphan care, Knowledge For Life, Food Security, and Global Health. The Water For Life program itself has successfully provided benefits in various areas, including Aceh, Nias, Gunungkidul, Bogor, Palu, and the current one being worked on, which is in East Nusa Tenggara (NTT).

NTT was selected as the target location for the Water For Life program based on assessments conducted by the HF Indonesia team, both through literature studies and direct field surveys. Currently, the condition of NTT is still very difficult in terms of clean water, especially during the dry season. NTT is a province with a longer dry season compared to other provinces and has a low level of rainfall. The condition of its rocky terrain, combined with social and cultural influences and unresolved PDAM management issues, are also some of the factors that make it difficult to provide clean water in NTT.

In addition, many people in NTT still have low incomes, making it difficult to drill for water as it requires a large amount of money, ranging from 50 to 100 million rupiahs, depending on the location. Therefore, NTT residents have to buy clean water, which costs them around 300-400 thousand rupiahs per month. Even the cost of buying clean water is more expensive than the cost of food there.

The “Clean Water for NTT” program will drill for water at five locations, with the following locations:

  1. Kupang Regency
  2. TTU Regency
  3. Tanadjawa Village, Prema Hamlet, Hawu Mehara District, Sabu Raijua Regency
  4. Hallapadji Village, Raya Bawa Hamlet, Sabu Liae District, Sabu Raijua Regency
  5. PU Roundabout Road, TDM Village, Route 3

 

We invite all of you to join together and realize access to clean water that is decent for the people of NTT as a form of good deed that we will do during the month of Ramadan, through:

https://humanityfirst.id/campaign/air-bersih-untuk-ntt

 

OFS2-01
PRESS RELEASE

Berbagi kebaikan di bulan Ramadan, Ojol Food Stop menggandeng DKM Masjid Al-Hidayah untuk berbagi makanan kepada Ojek Online selama bulan Ramadan

Dari Zaid bin Khalid Al-Juhani RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, 

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

Artinya: “Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” (HR Tirmidzi no. 807, Ibnu Majah no. 1746, dan Ahmad 5: 192, Al-Hafizh Abu Thahir hadits ini shahih).

 

Memberi sesuatu kepada orang lain dengan niat ikhlas dan mengharap ridha Allah SWT sama saja bagian dari sedekah.
Adapun pada dasarnya sedekah dapat dilakukan kapan saja. Namun, bersedekah juga memiliki keutamaan dari sisi pemilihan waktunya. Jika seorang muslim bersedekah di waktu-waktu tersebut, maka amalan sedekahnya menjadi lebih berat dan bernilai. Terutama bersedekah di bulan Ramadan, dengan memberikan makan orang yang berpuasa, diibaratkan pahalanya sama seperti orang yang berpuasa.

Pada bulan Ramadan kali ini, Humanity First (HF) Indonesia melalui program Ojol Food Stop mengajak Sobat Kemanusiaan untuk bersama-sama melakukan kebaikan dengan memberikan makanan berbuka puasa untuk para driver ojol. Pembagian makan akan dilakukan HF Indonesia bersama dengan DKM Masjid Al-Hidayah di Petojo Utara selama bulan Ramadan.

Ojol Food Stop bersama dengan DKM Masjid Al-Hidayah berkomitmen akan memberikan makanan sebanyak 100 bungkus setiap minggunya. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari kampanye program “30 hari melakukan kebaikan” di bulan Ramadan. Melalui kampanye ini, diharapkan Sobat Kemanusiaan dapat melakukan kebaikan bersama HF Indonesia, salah satunya adalah bersedekah dengan memberi makan para driver ojol untuk berbuka puasa. Ojol Food Stop merupakan program turunan dari Food Security. Program ini telah diresmikan dan telah berjalan sejak tahun 2022 silam. Sebelumnya, Ojol Food Stop telah bekerja sama dengan mahasiswa UI dan Telkomsel dalam membagikan makan siang gratis kepada driver ojol.

Mari berikan makanan berbuka puasa untuk para ojol untuk berbagi kebahagiaan di Bulan Ramadan melalui: https://humanityfirst.id/campaign/ojol-food-stop

AirBersihNTT-01
PRESS RELEASE

Berbagi kebaikan di bulan Ramadan, Humanity First Indonesia melakukan pengeboran air di berbagai titik di NTT untuk akses air bersih bagi warga

Di bulan Ramadan, selain berpuasa, kita diajarkan untuk berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan. Humanity First Indonesia mengajak Sobat kemanusiaan untuk melakukan kebaikan melalui program Air Bersih untuk NTT.

Program ini termasuk dalam program Water For Life. Pada kiprahnya, Water For Life telah dilakukan mulai tahun 2005, sejak Humanity First (HF) Indonesia berdiri. Selain Water For Life, HF Indonesia juga memiliki berbagai program kemanusiaan lainnya, seperti Orphan care, Knowledge For Life, Food Security, dan Global Health. Program Water For Life sendiri telah berhasil memberikan manfaat di berbagai wilayah, di antaranya Aceh, Nias, Gunungkidul, Bogor, Palu dan yang kini yang sedang dikerjakan, yaitu di Nusa Tenggara Timur (NTT).

NTT menjadi target lokasi program Water For Life berdasarkan assessment yang dilakukan oleh tim HF Indonesia, baik melalui studi literatur maupun survey langsung di lapangan. Saat ini, kondisi NTT masih sangat kesulitan air bersih, terutama saat memasuki musim kemarau. NTT merupakan provinsi dengan musim kemarau yang lebih panjang dibandingkan dengan provinsi lainnya serta memiliki tingkat curah hujan yang rendah. Kondisi wilayahnya yang merupakan bebatuan keras, ditambah pengaruh sosial budaya dan masalah manajemen PDAM yang belum tuntas, juga menjadi beberapa faktor sulitnya ketersediaan air bersih di NTT.

Selain itu, banyak masyarakat NTT yang masih berpenghasilan rendah, sehingga kesulitan dalam melakukan pengeboran air karena membutuhkan biaya yang besar, dengan rentang harga 50 hingga 100 juta, tergantung dari lokasi. Oleh karena itu, warga NTT harus membeli air bersih yang mengkocek uang sebesar 300-400 ribu per bulan. Bahkan, biaya untuk beli air bersih lebih mahal dari biaya makan di sana.

Program “Air Bersih untuk NTT” akan melakukan pengeboran air di lima titik, dengan lokasi sebagai berikut:
📍Kab. Kupang
📍Kab. TTU
📍Desa Tanadjawa Dusun 3 kampung Prema Kecamatan Hawu Mehara, Kabupaten Sabu Raijua
📍 Desa Hallapadji Dusun 4 Kampung Raya Bawa Kecamatan Sabu Liae, Kabupaten Sabu Raijua
📍Jl. Bunderan PU Desa TDM Jalur 3

Kami mengajak Sobat Kemanusiaan untuk bergabung bersama-sama wujudkan akses air bersih yang layak bagi masyarakat NTT sebagai bentuk kebaikan yang akan kita lakukan di bulan Ramadan 💙, melalui:

https://humanityfirst.id/campaign/air-bersih-untuk-ntt

templateProgram8-1-740×740
PRESS RELEASE

Sambut Ramadan: Bantu Eyang Tadarus Lebih Khusyuk dengan Bantuan Kacamata

Dalam rangka menyambut bulan suci Ramadan yang penuh berkah, Humanity First Indonesia akan melangsungkan kegiatan Pemeriksaan Mata dan Pembagian Kacamata Gratis untuk Eyang di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 2, Cengkareng.

Orang tua adalah salah satu penentu kita masuk surga. Allah telah memperingatkan bahwa posisi mereka tidak bisa disia-siakan. Bahkan Nabi Muhammad SAW sampai mengingatkan untuk berbuat baik di bulan Ramadhan.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda,

“Barang siapa berbuat baik kepada kedua orang tuanya di bulan Ramadan, maka akan memperoleh perhatian dengan kasih sayang Allah Ta’ala (ia akan dilihat oleh Allah dengan kasih sayang)”.


Begitu tinggi kedudukan orang tua di mata Allah SWT. Sampai-sampai Allah Ta’ala mengajarkan sebuah doa “Rabbighfir li, wa li walidayya, warham huma kama rabbayani shaghira.” Artinya: Tuhanku, ampunilah dosaku dan (dosa) kedua orang tuaku. Sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu aku kecil. Dalam doa tersebut jelas sekali bahwa pengampunan Tuhan sejalan dengan pengampunan orang tua dan perlakuan kepadanya.

Namun pada kenyataanya, saat ini banyak sekali orang tua yang ditelantarkan oleh anak-anaknya, dibiarkan begitu saja tanpa mendapatkan perhatian dan kasih sayang, termasuk para orang tua di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 2, Cengkareng yang menampung para orang tua yang terlantar di jalanan atau para orang tua yang sudah tidak memiliki keluarga.

Kenyataan ini memacu Humanity First Indonesia untuk membuat sebuah program “Hadiah Penglihatan, Bakti untuk Orang Tua” yang berada di bawah program HF, Gift of Sight. Program ini juga dilakukan berdasarkan riset akan kebutuhan dari para penghuni Panti Jompo yang banyak mengalami gangguan penglihatan mata dan telah dilakukan sejak tahun 2022, dengan penerima manfaat: Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 2 Jelambar, Klinik Asih Sasama di Gunungkidul, DIY Yogyakarta, dan Pondok Harapan Suster Penyelenggaran Illahi, Semarang.

Pada tanggal 16 Maret 2023, kami akan melanjutkan misi kemanusiaan tersebut sebagai bentuk menyambut Bulan Ramadan dengan membantu para Eyang agar dapat tadarus dan pergi ke masjid dengan penglihatan yang baik melaui bantuan kacamata.

“Para Eyang di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 2 banyak yang membutuhkan kacamata. Banyak keluhan matanya buram. Dengan bantuan kacamata, bisa membantu mereka untuk berkegiatan, terutama di bulan puasa nanti. Supaya mereka bisa jalan ke masjid dan buat ngaji”,
ujar Astri, salah satu perawat Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 2, Cengkareng.

rumah belajar
CERITA KEMANUSIAAN

Relawan Agil: “Ada Harapan Baru Bagi Korban Bencana”

Relawan Agil adalah contoh inspiratif bagi semua orang yang ingin membantu korban bencana. Dengan semangat dan dedikasi mereka, mereka telah memberikan harapan baru bagi banyak orang yang terkena dampak bencana. Jadi, jika Anda ingin membantu korban bencana, jangan ragu untuk menjadi seorang relawan Agil dan berpartisipasi dalam usaha membangun kembali masyarakat yang terkena dampak bencana. Dengan cara ini, Anda dapat membantu menciptakan harapan baru bagi korban bencana dan memberikan kebahagiaan kepada mereka.