Tag: Hari Kesehatan Jiwa Sedunia

WMHD
NEWSORPHAN CARE

Hari Kesehatan Jiwa Sedunia: Mempertahankan Kesehatan Jiwa di Tengah Kehilangan

Setiap tanggal 10 Oktober, kita memperingati Hari Kesehatan Jiwa Nasional, sebuah momen penting untuk meningkatkan kesadaran akan isu kesehatan mental di masyarakat. Kesehatan jiwa adalah bagian integral dari keseluruhan kesehatan individu dan berpengaruh pada cara kita berpikir, merasa, dan berperilaku. Di tengah tantangan kehidupan modern yang penuh tekanan, perhatian terhadap kesehatan mental menjadi semakin mendesak. Salah satu isu yang perlu diperhatikan juga dalam konteks ini adalah dampak kesehatan mental pada anak-anak yang tidak memiliki peran orang tua, baik karena kehilangan orang tua, ditelantarkan, atau ditempatkan dalam sistem asuh.

Ilustrasi seorang anak yang menyendiri

Dalam perjalanan hidup, kehadiran orang tua memainkan peran yang sangat penting dalam perkembangan anak. Namun, bagi sebagian anak, kenyataan pahit harus diterima ketika mereka tumbuh tanpa sosok orang tua di sisi mereka. Salah satu aspek yang sering terabaikan adalah dampak kesehatan mental pada anak-anak yang tumbuh tanpa kehadiran orang tua. Kehilangan ini tidak hanya menciptakan kesedihan, tetapi juga meninggalkan jejak yang mendalam pada perkembangan psikologis mereka.

Dampak Kehilangan Peran Orang Tua:

1.⁠ ⁠Masalah Keterikatan Emosional Anak-anak yang kehilangan orang tua sering kali merasa kurang memiliki ikatan emosional yang aman dengan orang dewasa di sekitar mereka. Mereka mungkin merasa terisolasi, tidak dicintai, atau tidak diperhatikan, yang dapat menyebabkan gangguan keterikatan (attachment disorder) di masa dewasa.
2.⁠ ⁠Rasa Tidak Aman dan Takut Ketiadaan orang tua dapat memunculkan perasaan ketidakpastian tentang masa depan dan rasa takut akan kehilangan lebih lanjut. Anak mungkin merasa sulit untuk mempercayai orang lain, sehingga mengganggu hubungan interpersonal di kemudian hari.
3.⁠ ⁠Risiko Stres dan Trauma Kehilangan orang tua, terutama dalam keadaan yang traumatis (seperti kematian, perceraian, atau penelantaran), dapat memicu respons stres yang berkepanjangan. Anak-anak yang hidup dalam situasi penuh tekanan berisiko mengalami gangguan stres pasca-trauma (PTSD) dan gangguan kecemasan lainnya.
4.⁠ ⁠Perilaku Merusak Diri Anak-anak yang tumbuh tanpa dukungan orang tua yang stabil lebih mungkin untuk terlibat dalam perilaku yang merusak diri sendiri, seperti penggunaan obat-obatan terlarang, kenakalan remaja, dan bahkan percobaan bunuh diri. Mereka mungkin mencari cara untuk “mengatasi” perasaan sakit emosional yang mereka alami.
5.⁠ ⁠Kesulitan Akademis dan Sosial Anak-anak tanpa orang tua atau yang hidup dalam kondisi yang tidak stabil sering kali mengalami masalah di sekolah. Mereka mungkin kesulitan berkonsentrasi, berperilaku baik, atau berinteraksi dengan teman sebaya karena beban emosional yang mereka bawa.

Anak-anak yang kehilangan orang tua atau perannya sering kali menghadapi tantangan emosional yang serius. Rasa kesepian, kecemasan, dan depresi bisa menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari mereka. Tanpa dukungan yang memadai, mereka cenderung merasa terasing, berjuang untuk membangun hubungan sosial, dan menghadapi kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungan mereka.

Melalui peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, kita diingatkan bahwa kesehatan mental tak mengenala umur, justru harusnya mental anak-anak yang terabaikan ini yang dijaga karena akan memiliki impact yang panjang untuk ke depannya. Sebagai masyarakat, kita memiliki tanggung jawab untuk memperhatikan dan mendukung anak-anak yang tumbuh tanpa kehadiran orang tua.

Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

1.⁠ ⁠Dukungan dari Sistem Asuh: Sistem asuh yang baik dapat memberikan lingkungan yang stabil dan penuh kasih sayang bagi anak-anak yang membutuhkan. Pengasuh dan keluarga angkat yang peduli dapat membantu anak-anak ini merasa dihargai dan dicintai.
2.⁠ ⁠Terapi dan Konseling: Terapi psikologis dan konseling sangat penting dilakukan bagi anak-anak agar kita bisa tahu perkembangangan kesehatan jiwa mereka.

Salah satu anak LKSA Hasanah Kautsar bersama seorang psikolog

Dalam programnya, Humanity First juga turut ikut membantu anak-anak yang terabaikan ini melalui program Orang Tua Asuh di LKSA Hasanah Kautsar,yang mana kita dapat memberikan dukungan yang dibutuhkan untuk membantu mereka pulih dan tumbuh dengan sehat. Mari kita buka hati dan bersatu untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi mereka, sehingga setiap anak, terlepas dari latar belakangnya, dapat memiliki kesempatan untuk berkembang secara optimal dan sehat secara mental.