Tag: ramadan

Greetings Ramadhan
ARTICLE

Meraih Ketakwaan adalah Karunia Terindah di Bulan Ramadan

Seorang pria yang sedang beribadah di masjid

Ramadan adalah bulan yang istimewa bagi umat Muslim. Setelah berbulan-bulan menjalani aktivitas duniawi, Allah Ta’ala hanya meminta satu bulan untuk kita meninggalkan urusan duniawi, berpuasa, dan memperbanyak ibadah di bulan Ramadan.

Seharusnya umat Muslim bersyukur karena masih dipertemukan dengan bulan Ramadan yang mulia dan penuh berkah. Pada bulan suci ini, umat Islam memperoleh berbagai karunia Ramadan yang tak terhingga. Di bulan inilah jalinan dan hubungan spiritual kita dengan Allah Ta’ala dapat ditingkatkan. Melalui memperbanyak ibadah, kita dapat meraih karunia Ramadhan, yaitu menjadi umat yang bertakwa. Banyak karunia yang dapat diraih jika kita menjalankan ibadah di bulan ini dengan sungguh-sungguh, terutama dalam menjalankan ibadah puasa.

Puasa di bulan Ramadan merupakan keistimewaan yang diwajibkan dan menjadi ritual khusus di antara bulan-bulan lainnya. Selain sebagai bentuk ketaatan kita kepada perintah Allah, berpuasa juga merupakan bentuk pengendalian diri dan kepedulian. Selain dilarang melakukan perbuatan tercela dan diajarkan untuk bersabar menahan hawa nafsu, puasa juga mengajarkan kepedulian dan empati terhadap sesama. Oleh karena itu, di bulan Ramadan kita dianjurkan untuk memperbanyak amal baik.

Ibadah puasa adalah ibadah multidimensional yang meliputi aspek moral, sosial, dan spiritual. Puasa tidak hanya membentuk pribadi yang saleh secara personal, tetapi juga saleh secara sosial. Ada dua semangat dalam berpuasa: pertama, semangat mendidik diri agar meraih ketakwaan; kedua, semangat mengembangkan kebaikan sosial. Semangat kedua ini menjadi modal dan dasar dari ketakwaan. Oleh karena itu, berpuasa di bulan Ramadan merupakan upaya membentuk kehidupan yang tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga sebagai ritual kemanusiaan agar tercapai ketakwaan. Ketakwaan adalah karunia Ramadan yang paling utama. Maka dari itu, di bulan Ramadan kita harus berusaha menjalankan amalan ibadah dan amal baik, bahkan berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan.

Humanity First Indonesia mengajak Sobat Kemanusiaan untuk bersama-sama mengejar karunia Ramadan. Selain memperbanyak ibadah dan menjalankannya dengan sungguh-sungguh, Humanity First mengajak Sobat Kemanusiaan untuk melakukan amal baik melalui program-programnya. Salah satunya adalah program menyantuni anak yatim piatu di bulan Ramadan. Bulan ini, Humanity First memfokuskan perhatian untuk membangun kepedulian terhadap anak-anak yatim di Panti Asuhan Hasanah Kautsar.

Kurma (Karunia Ramadan)

Melalui program khusus Ramadan, yaitu “Kurma” (Karunia Ramadan), Sobat Kemanusiaan diajak untuk melakukan amal saleh terhadap sesama agar dapat meraih karunia Ramadan, yaitu ketakwaan.

Dengan beribadah dan berbagi kebaikan, semoga kita semua dapat meraih karunia Ramadan yang paling utama: menjadi insan yang bertakwa. Mari manfaatkan bulan suci ini sebagai momentum mempererat hubungan dengan Allah dan memperluas kepedulian terhadap sesama.

Selamat menjalankan ibadah puasa, semoga kita semua dimampukan untuk meraih berkah dan ketakwaan di bulan Ramadan ini.

Dapur Umum Bojongsari
ARTICLEDISASTER RELIEF

Suka Duka Dapur Umum HF dalam melayani makan sahur dan berbuka puasa korban banjir di Bojongsari

Pada hari kedua tanggap bencana banjir Bekasi, kekompakan dan semangat antara Tim HF dan relawan di Bojongsari terus terjaga seiring bertambahnya relawan yang datang dari berbagai daerah. Kali ini, sebanyak 7 relawan asal Tambun datang untuk membantu menyiapkan makanan untuk berbuka puasa. Masing-masing dari mereka ada yang melakukan pemotongan bahan-bahan bumbu, memasak nasi, menggoreng tahu, dan merebus 600 buah telur. Kelompok masak pada siang hari ini melakukan tugasnya untuk menyiapkan 600 makanan untuk berbuka puasa bagi para warga yang terdampak banjir. Setelah itu, kerja sama dibagi menjadi 3 grup; bagian pembungkusan lauk pauk, pembungkusan nasi dan distribusi. Proses ini berjalan dengan lancar dan tepat waktu, hingga pukul 16:30 WIB sebanyak 600 makanan telah terdistribusi ke beberapa kampung disekitar Desa Bojongsari.

Setelah makanan terdistribusi kepada para penerima manfaat, kelompok masak siang melakukan persiapan untuk berbuka puasa dan mulai menyiapkan beberapa bahan masakan untuk kelompok malam yang akan menyiapkan masakan untuk sahur.

Kelompok masak malam terdiri dari beberapa ibu-ibu dari Desa Bojongsari, serta 5 relawan dari Tambun. Kegiatan masak dimulai setelah salat tarawih berjamaah yang kebetulan lokasi dapur umum HF bertepatan disebelah Masjid Baitul Aman Cabang Bojong.

Kelompok masak malam juga terdiri dari 3 grup; ada yang membungkus nasi, membungkus gulai ayam dan pendistribusian. Sebelumnya gulai ayam sebanyak 600 porsi dimasak pada sore hari setelah pendistribusian masakan untuk berbuka. Oleh karena itu, ayam gulai yg sudah matang disimpan dan dibagi ke tiga belanga besar untuk dapat dibungkus pada malam hari.

Kerja sama tim dan komunikasi didalamnya berjalan dengan baik, kelompok yang dikomandoi oleh Kang Faqih mengerjakan tugas mereka masing-masing. Ketika itu, ada salah satu relawan memberikan informasi bahwa salah satu belanga gulai ayam yang berisikan 200 potong ayam terlihat berbusa dan basi. Saat itu, ketika waktu sudah menunjukkan pukul 02:00 WIB, Kang Faqih pun melakukan koordinasi dengan Kang Syahid (tim belanja) untuk mencari bahan makanan yang bisa dibeli untuk dimasak dalam waktu 1 jam. Situasi tersebut merupakan ujian bagi kelompok masak malam dan juga sebuah keyakinan pada Tuhan bahwa dalam situasi sesulit apapun, jika kita menyerahkan segalanya untuk Tuhan, maka Dia akan menolong kita.

Setelah Kang Faqih berembuk dan melakukan pertimbangan dengan kelompok masak, maka Kang Faqih meminta tim belanja untuk mencari telur di pasar terdekat sekitar Desa Bojongsari. Kang Syahid pun bergegas ke pasar untuk mencari toko yang masih buka, karena kondisi sudah dini hari. Situasi di dapur umum dapat ditangani karena mereka yakin pada dua hal, yaitu: niat mereka membantu pada sesama manusia akan diberikan kelancaran oleh Tuhan, dan ini adalah isyarat Tuhan bahwa jika mereka menyerahkan kesulitan kepada-Nya, maka Tuhan akan memberikan jalan kemudahan bagi mereka.

Bersamaan dengan hal diatas, Kang Syahid menemukan toko sembako yang masih buka 24 jam kemudian langsung memesan 200 buah telur untuk menggantikan 200 potong ayam gulai yang basi. Kang Faqih pun langsung membagi kelompok masak menjadi dua grup; bagian menggoreng telur orak arik dan bagian membungkus nasi dan lauk pauk. Relawan distribusi yang dipimpin oleh Pak Mubaligh Karim juga dikerahkan terlebih dahulu untuk membantu tim pembungkusan nasi. Proses masak dan pembungkusan berjalan cepat, terarah dan terukur dengan baik sehingga pukul 03:00 WIB 600 porsi makanan untuk sahur telah terbungkus dengan rapih dan siap untuk didistribusikan.

Pendistribusian makanan sahur dilakukan oleh sekitar lebih dari 20 relawan yang terdiri dari bapak-bapak asal Bojongsari dan 5 pemuda asal Tambun. Hal itu berjalan dengan baik hingga pukul 04:10 WIB sebanyak 600 paket makanan sahur telah terkirim kepada para penerima manfaat.

Kejadian ini memberikan makna dan arti bagi kelompok masak malam bahwa dimana ada kesulitan, maka keyakinan yang akan menjadi pegangan untuk bersandar kepada Yang Maha Kuasa dan ketika itulah tangan Tuhan bekerja untuk menolong mereka yang melakukan pekerjaan atas nama-Nya.


Kontributor: Shakeel Ahmad

DSC07584edit
ARTICLEDISASTER RELIEF

Dapur Umum HF: Menjaga Ibadah Puasa warga Desa Bojongsari

Banjir merendam sejumlah wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), Selasa (4/3). Banjir terjadi imbas hujan lebat yang mengguyur wilayah tersebut dalam beberapa waktu terakhir.  Bekasi termasuk wilayah yang terdampak paling parah yang menyebabkan beberapa daerah di Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan sekitarnya lumpuh. Sehingga kedua pemerintah Kota dan Kabupaten Bekasi menyatakan Tanggap Darurat Bencana. Situasi banjir kali ini cukup besar dan datangnya tiba – tiba dan sangat besar airnya. Hal ini disebabkan oleh meluapnya sungai Citarum juga karena kiriman air dari Bogor.

“Banjir datang cepat kak, awalnya sekitar pukul 17.00 air muncul dan membuat genangan, namun tidak besar ,hanya semata kaki.  Sekitar pukul 18.00  saat berbuka puasa tiba – tiba air meninggi sampai se-dada,” ujar Asif korban banjir di Desa Bojongsari, Kab. Bekasi.


Desa Bojongsari berada di kecamatan Kedungwaringin, Kab. Bekasi. Salah satu wilayah yang terdampak banjir cukup parah. Karena lokasi wilayahnya tidak jauh dengan Sungai Citarum.

Situasi banjir yang muncul mendadak membuat korban banjir kali ini tidak siap dan tidak sempat untuk menyelamatkan barang – barangnya.  Hingga kompor dan peralatan masak lainnya tidak bisa diselamatkan. Bencana di bulan Ramadhan membuat situasi berat, apalagi kondisi peralatan masak mereka terendam sehingga tidak dapat memasak untuk makan sahur dan berbuka. Mau beli pun susah, semua berdampak dan kondisi keuangan sulit. Mayoritas masyarakat Bojongsari adalah petani. 

“Alhamdulillah kaka dari Humanity First  datang membawa bantuan dan membuka Dapur Umum.  Sehingga puasa kami bisa terjaga karena terpenuhinya makanan untuk sahur dan berbuka puasa. Kami senang sekali”, ucap Asif sambil berjalan menyelusuri rumah yang terdampak banjir di Desa Bojongsari.


Humanity First Indonesia kali ini melakukan Tanggap darurat bencana banjir di Desa Bojongsari, Kec. Kedungwaringin.  Dalam aksi kali ini Humanity First Indonesia mendirikan dapur umum guna membantu pemenuhan makanan untuk sahur dan berbuka puasa korban banjir di Bojongsari, Tambun, Pengasinan, Cikarang Utara, dan Cikarang Timur.  Sebanyak 1200 nasi bungkus per-hari  kami melayani korban bencana banjir. 

Mari Dukung Humanity First Kali ini guna menjaga ibadah puasa korban mereka tetap terjaga.
featured img
ARTICLE

Jadilah Sumber Kedamaian, Kasih Sayang, & Kemanusiaan di Ramadan Ini

Ramadan kembali hadir, membawa serta cahaya keberkahan dan kesempatan bagi setiap insan untuk memperbaiki diri. Bulan di mana setiap Muslim diajak untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah, bukan hanya melalui ibadah, tetapi juga melalui semangat pengorbanan dan kebaikan kepada sesama. Saat Ramadan tiba, kita tidak hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga melatih diri untuk lebih sabar, lebih ikhlas, dan lebih peduli terhadap orang lain.

Tangan relawan yang sedang memberi hadiah kecil

Pengorbanan dalam Ramadan juga berarti menyisihkan sebagian dari apa yang kita miliki untuk mereka yang lebih membutuhkan. Saat berbuka puasa dengan hidangan yang cukup, ada banyak orang di luar sana yang mungkin hanya memiliki sepotong roti atau bahkan harus menahan lapar lebih lama. Ramadan mengajarkan kepedulian, mengajak setiap muslim untuk berbagi, baik dalam bentuk makanan, sedekah, atau bahkan sekadar kebaikan kecil yang bisa meringankan beban orang lain.  

Inilah bulan di mana tangan yang memberi akan selalu lebih mulia daripada tangan yang menerima

 

Namun, Ramadan bukan hanya tentang pengorbanan, tetapi juga tentang menebar kebaikan dalam bentuk yang paling sederhana sekalipun. Setiap langkah kecil menuju perbuatan baik memiliki nilai yang berlipat ganda. Sebuah senyuman tulus, kata-kata yang menenangkan, atau sekadar membantu seseorang dalam kesulitannya, semua itu menjadi amal yang tidak ternilai. Ini adalah bulan di mana setiap orang diajak untuk menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri, untuk lebih sabar, lebih penyayang, dan lebih ikhlas dalam berbuat baik tanpa mengharapkan balasan apa pun selain ridha-Nya. 

Suka cita dalam bersilaturahmi.

Ramadan juga menjadi kesempatan untuk memperbaiki hubungan dengan sesama. Sering kali, dalam kesibukan sehari-hari, kita lupa untuk menjaga silaturahmi, lupa untuk meminta maaf atau memaafkan, dan lupa untuk menunjukkan rasa sayang kepada keluarga dan teman. Di bulan yang penuh rahmat ini, kita diajak untuk membuka hati, untuk memperbaiki hubungan yang renggang, dan untuk menebarkan kedamaian di sekitar kita.  

Karena menjadi sumber kedamaian tidak selalu berarti melakukan hal besar—kadang, cukup dengan memberikan maaf, memahami tanpa menghakimi, dan menghadirkan ketulusan dalam setiap pertemuan.

 

Lebih dari itu, Ramadan adalah saat yang tepat untuk membentuk kebiasaan baik yang dapat kita lanjutkan di bulan-bulan berikutnya. Kebaikan yang kita lakukan selama Ramadan seharusnya tidak berhenti begitu saja saat bulan ini berakhir. Justru, ini adalah awal dari perjalanan menuju kehidupan yang lebih baik—kehidupan yang lebih penuh dengan empati, kepedulian, dan keikhlasan dalam berbagi.   Karena sejatinya, makna Ramadan tidak hanya terletak pada ibadah ritual semata, tetapi juga pada bagaimana kita menjadikannya sebagai titik awal untuk menjadi manusia yang lebih peduli, lebih lembut hatinya, dan lebih mampu menghadirkan kebaikan di dunia.

Maka, sambutlah Ramadan dengan hati yang lapang dan semangat yang menyala. Jadikan bulan suci ini sebagai kesempatan untuk memperbaiki diri, menebarkan kebaikan, dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Karena pada akhirnya, Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi tentang bagaimana kita menjadi manusia yang lebih baik—

Jadilah manusia yang membawa kedamaian, kasih sayang, dan nilai-nilai kemanusiaan dalam setiap langkah kehidupan.

 

OFS2-01
PRESS RELEASE

Berbagi kebaikan di bulan Ramadan, Ojol Food Stop menggandeng DKM Masjid Al-Hidayah untuk berbagi makanan kepada Ojek Online selama bulan Ramadan

Dari Zaid bin Khalid Al-Juhani RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, 

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

Artinya: “Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” (HR Tirmidzi no. 807, Ibnu Majah no. 1746, dan Ahmad 5: 192, Al-Hafizh Abu Thahir hadits ini shahih).

 

Memberi sesuatu kepada orang lain dengan niat ikhlas dan mengharap ridha Allah SWT sama saja bagian dari sedekah.
Adapun pada dasarnya sedekah dapat dilakukan kapan saja. Namun, bersedekah juga memiliki keutamaan dari sisi pemilihan waktunya. Jika seorang muslim bersedekah di waktu-waktu tersebut, maka amalan sedekahnya menjadi lebih berat dan bernilai. Terutama bersedekah di bulan Ramadan, dengan memberikan makan orang yang berpuasa, diibaratkan pahalanya sama seperti orang yang berpuasa.

Pada bulan Ramadan kali ini, Humanity First (HF) Indonesia melalui program Ojol Food Stop mengajak Sobat Kemanusiaan untuk bersama-sama melakukan kebaikan dengan memberikan makanan berbuka puasa untuk para driver ojol. Pembagian makan akan dilakukan HF Indonesia bersama dengan DKM Masjid Al-Hidayah di Petojo Utara selama bulan Ramadan.

Ojol Food Stop bersama dengan DKM Masjid Al-Hidayah berkomitmen akan memberikan makanan sebanyak 100 bungkus setiap minggunya. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari kampanye program “30 hari melakukan kebaikan” di bulan Ramadan. Melalui kampanye ini, diharapkan Sobat Kemanusiaan dapat melakukan kebaikan bersama HF Indonesia, salah satunya adalah bersedekah dengan memberi makan para driver ojol untuk berbuka puasa. Ojol Food Stop merupakan program turunan dari Food Security. Program ini telah diresmikan dan telah berjalan sejak tahun 2022 silam. Sebelumnya, Ojol Food Stop telah bekerja sama dengan mahasiswa UI dan Telkomsel dalam membagikan makan siang gratis kepada driver ojol.

Mari berikan makanan berbuka puasa untuk para ojol untuk berbagi kebahagiaan di Bulan Ramadan melalui: https://humanityfirst.id/campaign/ojol-food-stop