Category: ARTICLE

Greetings Ramadhan
ARTICLE

Meraih Ketakwaan adalah Karunia Terindah di Bulan Ramadan

Seorang pria yang sedang beribadah di masjid

Ramadan adalah bulan yang istimewa bagi umat Muslim. Setelah berbulan-bulan menjalani aktivitas duniawi, Allah Ta’ala hanya meminta satu bulan untuk kita meninggalkan urusan duniawi, berpuasa, dan memperbanyak ibadah di bulan Ramadan.

Seharusnya umat Muslim bersyukur karena masih dipertemukan dengan bulan Ramadan yang mulia dan penuh berkah. Pada bulan suci ini, umat Islam memperoleh berbagai karunia Ramadan yang tak terhingga. Di bulan inilah jalinan dan hubungan spiritual kita dengan Allah Ta’ala dapat ditingkatkan. Melalui memperbanyak ibadah, kita dapat meraih karunia Ramadhan, yaitu menjadi umat yang bertakwa. Banyak karunia yang dapat diraih jika kita menjalankan ibadah di bulan ini dengan sungguh-sungguh, terutama dalam menjalankan ibadah puasa.

Puasa di bulan Ramadan merupakan keistimewaan yang diwajibkan dan menjadi ritual khusus di antara bulan-bulan lainnya. Selain sebagai bentuk ketaatan kita kepada perintah Allah, berpuasa juga merupakan bentuk pengendalian diri dan kepedulian. Selain dilarang melakukan perbuatan tercela dan diajarkan untuk bersabar menahan hawa nafsu, puasa juga mengajarkan kepedulian dan empati terhadap sesama. Oleh karena itu, di bulan Ramadan kita dianjurkan untuk memperbanyak amal baik.

Ibadah puasa adalah ibadah multidimensional yang meliputi aspek moral, sosial, dan spiritual. Puasa tidak hanya membentuk pribadi yang saleh secara personal, tetapi juga saleh secara sosial. Ada dua semangat dalam berpuasa: pertama, semangat mendidik diri agar meraih ketakwaan; kedua, semangat mengembangkan kebaikan sosial. Semangat kedua ini menjadi modal dan dasar dari ketakwaan. Oleh karena itu, berpuasa di bulan Ramadan merupakan upaya membentuk kehidupan yang tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga sebagai ritual kemanusiaan agar tercapai ketakwaan. Ketakwaan adalah karunia Ramadan yang paling utama. Maka dari itu, di bulan Ramadan kita harus berusaha menjalankan amalan ibadah dan amal baik, bahkan berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan.

Humanity First Indonesia mengajak Sobat Kemanusiaan untuk bersama-sama mengejar karunia Ramadan. Selain memperbanyak ibadah dan menjalankannya dengan sungguh-sungguh, Humanity First mengajak Sobat Kemanusiaan untuk melakukan amal baik melalui program-programnya. Salah satunya adalah program menyantuni anak yatim piatu di bulan Ramadan. Bulan ini, Humanity First memfokuskan perhatian untuk membangun kepedulian terhadap anak-anak yatim di Panti Asuhan Hasanah Kautsar.

Melalui program khusus Ramadan, yaitu “Kurma” (Karunia Ramadan), Sobat Kemanusiaan diajak untuk melakukan amal saleh terhadap sesama agar dapat meraih karunia Ramadan, yaitu ketakwaan.

Dengan beribadah dan berbagi kebaikan, semoga kita semua dapat meraih karunia Ramadan yang paling utama: menjadi insan yang bertakwa. Mari manfaatkan bulan suci ini sebagai momentum mempererat hubungan dengan Allah dan memperluas kepedulian terhadap sesama.

Selamat menjalankan ibadah puasa, semoga kita semua dimampukan untuk meraih berkah dan ketakwaan di bulan Ramadan ini.

Dapur Umum Bojongsari
ARTICLEDISASTER RELIEF

Suka Duka Dapur Umum HF dalam melayani makan sahur dan berbuka puasa korban banjir di Bojongsari

Pada hari kedua tanggap bencana banjir Bekasi, kekompakan dan semangat antara Tim HF dan relawan di Bojongsari terus terjaga seiring bertambahnya relawan yang datang dari berbagai daerah. Kali ini, sebanyak 7 relawan asal Tambun datang untuk membantu menyiapkan makanan untuk berbuka puasa. Masing-masing dari mereka ada yang melakukan pemotongan bahan-bahan bumbu, memasak nasi, menggoreng tahu, dan merebus 600 buah telur. Kelompok masak pada siang hari ini melakukan tugasnya untuk menyiapkan 600 makanan untuk berbuka puasa bagi para warga yang terdampak banjir. Setelah itu, kerja sama dibagi menjadi 3 grup; bagian pembungkusan lauk pauk, pembungkusan nasi dan distribusi. Proses ini berjalan dengan lancar dan tepat waktu, hingga pukul 16:30 WIB sebanyak 600 makanan telah terdistribusi ke beberapa kampung disekitar Desa Bojongsari.

Setelah makanan terdistribusi kepada para penerima manfaat, kelompok masak siang melakukan persiapan untuk berbuka puasa dan mulai menyiapkan beberapa bahan masakan untuk kelompok malam yang akan menyiapkan masakan untuk sahur.

Kelompok masak malam terdiri dari beberapa ibu-ibu dari Desa Bojongsari, serta 5 relawan dari Tambun. Kegiatan masak dimulai setelah salat tarawih berjamaah yang kebetulan lokasi dapur umum HF bertepatan disebelah Masjid Baitul Aman Cabang Bojong.

Kelompok masak malam juga terdiri dari 3 grup; ada yang membungkus nasi, membungkus gulai ayam dan pendistribusian. Sebelumnya gulai ayam sebanyak 600 porsi dimasak pada sore hari setelah pendistribusian masakan untuk berbuka. Oleh karena itu, ayam gulai yg sudah matang disimpan dan dibagi ke tiga belanga besar untuk dapat dibungkus pada malam hari.

Kerja sama tim dan komunikasi didalamnya berjalan dengan baik, kelompok yang dikomandoi oleh Kang Faqih mengerjakan tugas mereka masing-masing. Ketika itu, ada salah satu relawan memberikan informasi bahwa salah satu belanga gulai ayam yang berisikan 200 potong ayam terlihat berbusa dan basi. Saat itu, ketika waktu sudah menunjukkan pukul 02:00 WIB, Kang Faqih pun melakukan koordinasi dengan Kang Syahid (tim belanja) untuk mencari bahan makanan yang bisa dibeli untuk dimasak dalam waktu 1 jam. Situasi tersebut merupakan ujian bagi kelompok masak malam dan juga sebuah keyakinan pada Tuhan bahwa dalam situasi sesulit apapun, jika kita menyerahkan segalanya untuk Tuhan, maka Dia akan menolong kita.

Setelah Kang Faqih berembuk dan melakukan pertimbangan dengan kelompok masak, maka Kang Faqih meminta tim belanja untuk mencari telur di pasar terdekat sekitar Desa Bojongsari. Kang Syahid pun bergegas ke pasar untuk mencari toko yang masih buka, karena kondisi sudah dini hari. Situasi di dapur umum dapat ditangani karena mereka yakin pada dua hal, yaitu: niat mereka membantu pada sesama manusia akan diberikan kelancaran oleh Tuhan, dan ini adalah isyarat Tuhan bahwa jika mereka menyerahkan kesulitan kepada-Nya, maka Tuhan akan memberikan jalan kemudahan bagi mereka.

Bersamaan dengan hal diatas, Kang Syahid menemukan toko sembako yang masih buka 24 jam kemudian langsung memesan 200 buah telur untuk menggantikan 200 potong ayam gulai yang basi. Kang Faqih pun langsung membagi kelompok masak menjadi dua grup; bagian menggoreng telur orak arik dan bagian membungkus nasi dan lauk pauk. Relawan distribusi yang dipimpin oleh Pak Mubaligh Karim juga dikerahkan terlebih dahulu untuk membantu tim pembungkusan nasi. Proses masak dan pembungkusan berjalan cepat, terarah dan terukur dengan baik sehingga pukul 03:00 WIB 600 porsi makanan untuk sahur telah terbungkus dengan rapih dan siap untuk didistribusikan.

Pendistribusian makanan sahur dilakukan oleh sekitar lebih dari 20 relawan yang terdiri dari bapak-bapak asal Bojongsari dan 5 pemuda asal Tambun. Hal itu berjalan dengan baik hingga pukul 04:10 WIB sebanyak 600 paket makanan sahur telah terkirim kepada para penerima manfaat.

Kejadian ini memberikan makna dan arti bagi kelompok masak malam bahwa dimana ada kesulitan, maka keyakinan yang akan menjadi pegangan untuk bersandar kepada Yang Maha Kuasa dan ketika itulah tangan Tuhan bekerja untuk menolong mereka yang melakukan pekerjaan atas nama-Nya.


Kontributor: Shakeel Ahmad

DSC07584edit
ARTICLEDISASTER RELIEF

Dapur Umum HF: Menjaga Ibadah Puasa warga Desa Bojongsari

Banjir merendam sejumlah wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), Selasa (4/3). Banjir terjadi imbas hujan lebat yang mengguyur wilayah tersebut dalam beberapa waktu terakhir.  Bekasi termasuk wilayah yang terdampak paling parah yang menyebabkan beberapa daerah di Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan sekitarnya lumpuh. Sehingga kedua pemerintah Kota dan Kabupaten Bekasi menyatakan Tanggap Darurat Bencana. Situasi banjir kali ini cukup besar dan datangnya tiba – tiba dan sangat besar airnya. Hal ini disebabkan oleh meluapnya sungai Citarum juga karena kiriman air dari Bogor.

“Banjir datang cepat kak, awalnya sekitar pukul 17.00 air muncul dan membuat genangan, namun tidak besar ,hanya semata kaki.  Sekitar pukul 18.00  saat berbuka puasa tiba – tiba air meninggi sampai se-dada,” ujar Asif korban banjir di Desa Bojongsari, Kab. Bekasi.


Desa Bojongsari berada di kecamatan Kedungwaringin, Kab. Bekasi. Salah satu wilayah yang terdampak banjir cukup parah. Karena lokasi wilayahnya tidak jauh dengan Sungai Citarum.

Situasi banjir yang muncul mendadak membuat korban banjir kali ini tidak siap dan tidak sempat untuk menyelamatkan barang – barangnya.  Hingga kompor dan peralatan masak lainnya tidak bisa diselamatkan. Bencana di bulan Ramadhan membuat situasi berat, apalagi kondisi peralatan masak mereka terendam sehingga tidak dapat memasak untuk makan sahur dan berbuka. Mau beli pun susah, semua berdampak dan kondisi keuangan sulit. Mayoritas masyarakat Bojongsari adalah petani. 

“Alhamdulillah kaka dari Humanity First  datang membawa bantuan dan membuka Dapur Umum.  Sehingga puasa kami bisa terjaga karena terpenuhinya makanan untuk sahur dan berbuka puasa. Kami senang sekali”, ucap Asif sambil berjalan menyelusuri rumah yang terdampak banjir di Desa Bojongsari.


Humanity First Indonesia kali ini melakukan Tanggap darurat bencana banjir di Desa Bojongsari, Kec. Kedungwaringin.  Dalam aksi kali ini Humanity First Indonesia mendirikan dapur umum guna membantu pemenuhan makanan untuk sahur dan berbuka puasa korban banjir di Bojongsari, Tambun, Pengasinan, Cikarang Utara, dan Cikarang Timur.  Sebanyak 1200 nasi bungkus per-hari  kami melayani korban bencana banjir. 

Mari Dukung Humanity First Kali ini guna menjaga ibadah puasa korban mereka tetap terjaga.
featured img
ARTICLE

Jadilah Sumber Kedamaian, Kasih Sayang, & Kemanusiaan di Ramadan Ini

Ramadan kembali hadir, membawa serta cahaya keberkahan dan kesempatan bagi setiap insan untuk memperbaiki diri. Bulan di mana setiap Muslim diajak untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah, bukan hanya melalui ibadah, tetapi juga melalui semangat pengorbanan dan kebaikan kepada sesama. Saat Ramadan tiba, kita tidak hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga melatih diri untuk lebih sabar, lebih ikhlas, dan lebih peduli terhadap orang lain.

Tangan relawan yang sedang memberi hadiah kecil

Pengorbanan dalam Ramadan juga berarti menyisihkan sebagian dari apa yang kita miliki untuk mereka yang lebih membutuhkan. Saat berbuka puasa dengan hidangan yang cukup, ada banyak orang di luar sana yang mungkin hanya memiliki sepotong roti atau bahkan harus menahan lapar lebih lama. Ramadan mengajarkan kepedulian, mengajak setiap muslim untuk berbagi, baik dalam bentuk makanan, sedekah, atau bahkan sekadar kebaikan kecil yang bisa meringankan beban orang lain.  

Inilah bulan di mana tangan yang memberi akan selalu lebih mulia daripada tangan yang menerima

 

Namun, Ramadan bukan hanya tentang pengorbanan, tetapi juga tentang menebar kebaikan dalam bentuk yang paling sederhana sekalipun. Setiap langkah kecil menuju perbuatan baik memiliki nilai yang berlipat ganda. Sebuah senyuman tulus, kata-kata yang menenangkan, atau sekadar membantu seseorang dalam kesulitannya, semua itu menjadi amal yang tidak ternilai. Ini adalah bulan di mana setiap orang diajak untuk menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri, untuk lebih sabar, lebih penyayang, dan lebih ikhlas dalam berbuat baik tanpa mengharapkan balasan apa pun selain ridha-Nya. 

Suka cita dalam bersilaturahmi.

Ramadan juga menjadi kesempatan untuk memperbaiki hubungan dengan sesama. Sering kali, dalam kesibukan sehari-hari, kita lupa untuk menjaga silaturahmi, lupa untuk meminta maaf atau memaafkan, dan lupa untuk menunjukkan rasa sayang kepada keluarga dan teman. Di bulan yang penuh rahmat ini, kita diajak untuk membuka hati, untuk memperbaiki hubungan yang renggang, dan untuk menebarkan kedamaian di sekitar kita.  

Karena menjadi sumber kedamaian tidak selalu berarti melakukan hal besar—kadang, cukup dengan memberikan maaf, memahami tanpa menghakimi, dan menghadirkan ketulusan dalam setiap pertemuan.

 

Lebih dari itu, Ramadan adalah saat yang tepat untuk membentuk kebiasaan baik yang dapat kita lanjutkan di bulan-bulan berikutnya. Kebaikan yang kita lakukan selama Ramadan seharusnya tidak berhenti begitu saja saat bulan ini berakhir. Justru, ini adalah awal dari perjalanan menuju kehidupan yang lebih baik—kehidupan yang lebih penuh dengan empati, kepedulian, dan keikhlasan dalam berbagi.   Karena sejatinya, makna Ramadan tidak hanya terletak pada ibadah ritual semata, tetapi juga pada bagaimana kita menjadikannya sebagai titik awal untuk menjadi manusia yang lebih peduli, lebih lembut hatinya, dan lebih mampu menghadirkan kebaikan di dunia.

Maka, sambutlah Ramadan dengan hati yang lapang dan semangat yang menyala. Jadikan bulan suci ini sebagai kesempatan untuk memperbaiki diri, menebarkan kebaikan, dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Karena pada akhirnya, Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi tentang bagaimana kita menjadi manusia yang lebih baik—

Jadilah manusia yang membawa kedamaian, kasih sayang, dan nilai-nilai kemanusiaan dalam setiap langkah kehidupan.

 

featured_
ARTICLE

Menapaki Dua Dekade Perjalanan Kemanusiaan: Kisah Humanity First Indonesia

“Walaupun upaya kami ini masih skala kecil, HF berupaya selalu hadir dalam segala kepentingan kemanusiaan di negeri ini, Indonesia tercinta.” ~ Kandali A. Lubis (Chairman HF Indonesia)

 

Di tahun 2025, Humanity First Indonesia merayakan dua dekade perjalanan yang luar biasa dalam misi kemanusiaan. Selama 20 tahun ini, HF Indonesia tidak hanya hadir sebagai organisasi, tetapi juga sebagai wadah untuk menebar semangat kemanusiaan yang melintasi batas waktu dan tempat. Sejak pertama kali berdiri, HF Indonesia memiliki visi untuk memberikan bantuan kemanusiaan untuk mereka yang terkena dampak bencana alam dan melakukan operasi bantuan darurat melalui bantuan medis, tempat berlindung, air, makanan, pakaian, dan sanitasi untuk masyarakat yang terkena dampak bencana. Hal ini juga mengimplementasikan proyek jangka pendek dan panjang untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Organisasi ini berkomitmen untuk merespons tantangan global maupun lokal melalui berbagai program yang memberdayakan komunitas yang membutuhkan.

Relawan Pertama HF Indonesia pada saat Tsunami Aceh.

Perjalanan HF Indonesia dimulai sejak tsunami memporak-porandakan Aceh pada tahun 2004 yang menewaskan lebih dari 200,000 orang. Sejak itu, Humanity First Indonesia telah memberikan kontribusi dalam aksi kemanusiaan di penjuru negeri. Salah satu tonggak penting adalah keberhasilan HF Indonesia dalam memberikan bantuan tanggap darurat bencana, dari bantuan medis hingga logistik dan psikososial, kepada korban bencana alam di berbagai wilayah Indonesia. Melalui kehadiran para relawan dan sobat kemanusiaan, HF Indonesia berhasil memberikan harapan baru di tengah kesulitan, seperti yang terlihat dalam bantuan yang diberikan pasca-gempa, tsunami, maupun bencana alam lainnya yang melanda tanah air.

Selain tanggap darurat bencana (Disaster Relief), HF Indonesia juga memperkenalkan berbagai program yang menjangkau sektor pendidikan dan kesejahteraan anak-anak yang kurang beruntung. Program ini disebut Knowledge for Life, yang bertujuan memberikan akses pendidikan kepada anak-anak yang sebelumnya tidak memiliki kesempatan untuk belajar. Inisiatif dalam program ini adalah pendirian Rumah Baca di Keta, Maluku Utara dan yang sampai saat ini masih bertahan Rumah Belajar di Namorambe, Sumatera Utara yang memberikan ruang bagi anak-anak di daerah terpencil untuk mengakses pendidikan dengan kualitas yang lebih baik. Selain itu, HF Indonesia juga berkomitmen membantu anak-anak yang kehilangan orang tua atau kurang beruntung melalui program Orphan Care, memberikan perhatian khusus pada kebutuhan dasar mereka serta mendukung mereka untuk memperoleh pendidikan yang layak. Jika dulu hanya dimulai dengan sebuah program-program seperti memberikan Kegiatan Belajar Mengajar dan Kakak Asuh di beberapa panti asuhan, kini HF Indonesia pada tahun 2023 bisa memberikan sebuah rumah yang nyaman dan aman bagi anak-anak yang membutuhkan. HF Indonesia memiliki sebuah Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) yang bernama Hasanah Kautsar dan berlokasi di Tasikmalaya, Jawa Barat.

Anak-anak asuh di LKSA Hasanah Kautsar sedang mengikuti program Kakak Asuh.

Program-program kemanusiaan yang dilaksanakan oleh HF Indonesia mencakup berbagai inisiatif yang saling mendukung untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satunya adalah program Global Health, yang memberikan akses layanan kesehatan di daerah-daerah yang membutuhkan. HF Indonesia telah mengelola Klinik Asih Sasama di Gunung Kidul, Yogyakarta, yang saat ini sedang dalam proses pemindahan ke lahan Rumah Sakit, dengan rencana untuk mengembangkan klinik tersebut menjadi sebuah rumah sakit. Selain itu, ada program Gift of Sight yang bertujuan membantu mereka yang mengalami gangguan penglihatan. HF Indonesia telah menyediakan kacamata dan melakukan pemeriksaan gratis di berbagai daerah, serta bekerja sama dengan berbagai pihak untuk melaksanakan operasi katarak.

Klinik Asih Sasama.

HF Indonesia juga memiliki program Water for Life, yang menyediakan akses air bersih bagi masyarakat yang terdampak kekurangan air. Melalui program ini, HF Indonesia telah melakukan pengeboran air dan pembangunan toilet bersih di berbagai wilayah, mulai dari Pulau Jawa hingga Palu, Suawesi Tengah, di beberapa desa di NTT, dan daerah lainnya. Tak kalah penting, program Food Security hadir untuk meningkatkan ketahanan pangan dengan melakukan distribusi makanan dan program kurban bagi mereka yang membutuhkan. Semua program ini tidak hanya memberikan bantuan praktis, tetapi juga menanamkan nilai-nilai solidaritas, yang mendorong masyarakat untuk bersatu dalam mengatasi kesulitan.

Seorang warga NTT berbahagia menikmati air bersih.

Dua dekade yang telah berlalu bukan hanya perjalanan panjang, tetapi juga bukti nyata dari kekuatan kolaborasi antara HF Indonesia, para relawan, dan masyarakat luas yang tergabung dalam semangat kemanusiaan. Kisah-kisah inspiratif dari para relawan yang terlibat, serta testimoni dari penerima manfaat yang merasakan perubahan signifikan dalam hidup mereka, menjadi bukti bahwa setiap langkah kecil yang diambil dapat membawa dampak besar. Keberhasilan ini tidak hanya tercapai berkat kontribusi HF Indonesia, tetapi juga berkat dukungan banyak pihak yang bersama-sama bergerak untuk menciptakan perubahan.

Relawan yang sedang membantu lansia.

Melihat ke depan, HF Indonesia tetap berkomitmen untuk terus berkembang dan memberikan kontribusi yang lebih besar kepada masyarakat. Dengan memanfaatkan teknologi dan jaringan kemanusiaan yang lebih luas, HF Indonesia ingin memperluas jangkauan bantuan dan mengoptimalkan dampaknya bagi generasi masa depan. Semangat kemanusiaan yang telah tertanam selama dua dekade ini akan terus menginspirasi langkah-langkah selanjutnya, mengajak lebih banyak generasi muda untuk berperan serta dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan, demi menciptakan dunia yang lebih baik.

Dua dekade telah berlalu, namun semangat kemanusiaan yang diusung oleh HF Indonesia akan tetap hidup dan berkembang. Perjalanan ini hanya awal dari langkah besar yang akan terus dilanjutkan untuk masa depan yang lebih baik, di mana setiap insan dapat merasakan kebahagiaan dan kesejahteraan tanpa terkecuali. Dengan tekad dan semangat yang tak pernah padam, HF Indonesia akan terus menjadi garda terdepan dalam mewujudkan cita-cita kemanusiaan di Indonesia dan dunia.

Perjalanan dua dekade ini bukan hanya tentang mengirimkan bantuan, tetapi juga tentang membangun koneksi manusia, mempererat solidaritas, dan menanamkan rasa empati yang mendalam. HF Indonesia bukan hanya memberikan bantuan, tetapi juga mengajak setiap orang untuk berperan dalam menciptakan perubahan yang lebih baik, untuk Indonesia yang lebih kuat dan sejahtera.

Rekawan bercengkrama bersama seorang anak kecil.

Selanjutnya, HF berkomitmen untuk terus melakukan aksi kemanusiaanya untuk Indonesia. Melalui Spirit Serving Mandkind. Melayani adalah jiwa dari organisasi ini, kekuatan relawan adalah kekuatan dari organisasi ini. Indonesia adalah semangat kami untuk terus melayani kemanusiaan. Oleh karena itu, di tahun 2025 – 2030 menjadi semangat kami mengabdi dan melayani untuk Indonesia melalui tema, “20 Tahun untuk Indonesia.”

thumbnail website dtc
ARTICLEDISASTER RELIEF

Menghadapi Bencana dengan Siaga: Kenapa Pelatihan Kebencanaan Itu Penting?

Ilustrasi Cincin Api Pasifik (Foto: National Geographic) 

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan risiko bencana tertinggi di dunia. Terletak di Cincin Api Pasifik, Indonesia rentan terhadap berbagai bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, hingga banjir dan tanah longsor. Kondisi geografis ini, ditambah dengan perubahan iklim yang semakin nyata, membuat pelatihan kebencanaan menjadi sangat penting bagi masyarakat.

Bencana sering kali datang tanpa peringatan. Pengetahuan dan keterampilan dasar untuk menghadapi situasi darurat dapat menjadi penyelamat nyawa. Sayangnya, kesadaran masyarakat Indonesia terhadap pentingnya kesiapsiagaan masih tergolong rendah. Banyak yang belum memahami bagaimana bertindak dengan cepat dan tepat ketika bencana terjadi, sehingga kerugian jiwa dan materi sering kali tidak dapat diminimalkan.
Pelatihan kebencanaan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang potensi risiko di daerah mereka, langkah-langkah mitigasi, serta cara merespons situasi darurat. Misalnya, pelatihan evakuasi saat gempa atau teknik pertolongan pertama dapat membantu individu bertahan dalam situasi kritis. Mengikuti pelatihan kebencanaan tidak hanya menjadi kewajiban moral tetapi juga investasi masa depan. Dengan memiliki masyarakat yang sadar risiko dan terlatih, Indonesia dapat mengurangi angka korban jiwa serta kerugian materi akibat bencana.

Melalui pelatihan kebencanaan, kita dapat membangun masyarakat yang tangguh bencana. Edukasi dan simulasi rutin yang melibatkan semua masyarakat akan menciptakan lingkungan yang lebih siap menghadapi ancaman bencana di masa depan.

Kesadaran dan kesiapsiagaan adalah langkah pertama untuk menciptakan Indonesia yang lebih aman. Humanity First Indonesia telah lama berkomitmen untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana. Melalui berbagai program pelatihan dan kegiatan edukasi, HF berusaha memperkuat kapasitas individu dan komunitas agar lebih tanggap dan siap dalam situasi darurat. Salah satu program unggulan yang dijalankan adalah pelatihan kebencanaan dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan serta keterampilan dalam menghadapi bencana alam.

Pelatihan Kebencanaan Daring 2022

Pada tahun 2022, di tengah pandemi COVID-19 yang masih membatasi pergerakan fisik, HF berhasil melaksanakan pelatihan kebencanaan secara daring. Meskipun dibatasi oleh jarak dan teknologi, pelatihan ini tetap berjalan dengan lancar dan mendapat sambutan positif dari peserta. Dalam pelatihan daring tersebut, berbagai topik penting seperti manajemen bencana, respon tanggap darurat, hingga peran relawan itu sendiri disampaikan dengan cara yang interaktif dan mudah diakses. Meskipun dalam format online, semangat dan komitmen HF untuk memberikan pelatihan yang berkualitas tetap terasa kuat.

Kini, di tahun 2024, Humanity First Indonesia berencana untuk mengadakan pelatihan kebencanaan kembali, namun dengan format yang lebih memungkinkan interaksi langsung: secara offline. Langkah ini diambil dengan mempertimbangkan perkembangan situasi dan pentingnya pengalaman praktis yang lebih nyata dalam menghadapi skenario bencana. Pelatihan offline ini dirancang untuk memberikan simulasi yang lebih mendalam, memungkinkan peserta untuk berlatih secara langsung dengan alat-alat kebencanaan dan berinteraksi langsung dengan para ahli di lapangan.

Dengan semangat yang sama, HF berharap dapat memperluas jangkauan pelatihan ini dan melibatkan lebih banyak individu serta komunitas di seluruh Indonesia, sehingga bersama-sama mengambil peran aktif dalam upaya ini demi melindungi diri, keluarga, dan komunitas dari ancaman bencana yang tidak dapat dihindari. Jadilah bagian dari solusi—ikuti pelatihan kebencanaan sekarang!

mengisi kekosongna
ARTICLEORPHAN CARE

Peran Orang Tua Asuh: Mengisi Kekosongan Anak Yatim Piatu

Anak-anak LKSA Hasanah Kautsar.

Anak-anak yatim piatu atau dhuafa yang tinggal di panti asuhan seringkali menghadapi berbagai tantangan dalam kehidupan mereka. Kehilangan kasih sayang orang tua, yang merupakan fondasi emosional utama dalam perkembangan mereka, bisa meninggalkan bekas yang mendalam pada perkembangan mereka. Dalam situasi ini, peran orang tua asuh sangatlah penting dalam memberikan mereka rasa aman, kasih sayang, dan dukungan yang mereka butuhkan untuk tumbuh menjadi individu yang sehat secara fisik, mental, ekonomi, dan sosial.

Orang tua asuh bukan hanya menggantikan fungsi orang tua kandung, tetapi juga memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk berkembang menjadi pribadi yang mandiri, penuh kasih dan siap menghadapi tantangan hidup. Adapun beberapa hal dalam peran orang tua asuh:

1. Memberikan Kasih Sayang dan Perhatian

Salah satu aspek terpenting yang dibutuhkan oleh anak-anak yatim piatu atau dhuafa adalah kasih sayang. Anak-anak yang kehilangan orang tua mereka sering kali merasakan kekosongan emosional yang mendalam. Dalam banyak kasus, mereka juga menghadapi trauma psikologis akibat kehilangan atau kondisi hidup yang kurang stabil. Di sinilah peran orang tua asuh menjadi sangat penting. Mereka tidak hanya memberikan perhatian fisik, tetapi juga membangun hubungan emosional yang dapat mengurangi rasa kesepian dan memberikan rasa aman.

Orang tua asuh yang penuh kasih dapat menciptakan ikatan emosional dengan anak-anak tersebut, mengajarkan mereka rasa percaya diri, serta memberikan rasa dihargai dan dicintai, meskipun mereka tidak tumbuh dalam keluarga kandung.

2. Menjadi Teladan

Anak-anak yang tinggal di panti asuhan, sering kali tumbuh dalam lingkungan yang jauh dari gambaran keluarga ideal. Oleh karena itu, orang tua asuh dapat menjadi teladan yang penting dalam kehidupan mereka. Mereka memberikan contoh tentang bagaimana menjadi individu yang bertanggung jawab, peduli, dan memiliki nilai-nilai moral yang baik.

Sebagai teladan, orang tua asuh mengajarkan kepada anak-anak bagaimana berinteraksi dengan orang lain, mengelola emosi, dan membuat keputusan yang bijaksana. Hal ini membantu mereka mengembangkan rasa harga diri yang positif, serta membentuk pola pikir yang dapat membawa mereka menuju kehidupan yang lebih baik.

3. Membantu Anak-anak untuk Menjadi Mandiri

Selain memberikan kasih sayang, orang tua asuh juga berperan dalam membantu anak-anak untuk menjadi mandiri. Keterampilan ini sangat penting untuk membantu mereka menjadi mandiri di masa depan. Orang tua asuh dapat mengisi kekosongan ini dengan mengajarkan keterampilan seperti memasak, merawat diri, mengelola waktu, serta keterampilan sosial lainnya.

Keterampilan-keterampilan ini bukan hanya tentang kesiapan anak untuk hidup mandiri di masa depan, tetapi juga meningkatkan rasa percaya diri mereka dan memberi mereka kemampuan untuk menghadapi tantangan kehidupan dengan lebih baik.

4. Memberikan Pendidikan dan Pengarahan Moral

Pendidikan bukan hanya terbatas pada pembelajaran akademis, tetapi juga mencakup pendidikan karakter dan moral. Anak-anak yang tinggal di panti asuhan sering kali tidak memiliki akses ke pendidikan keluarga secara langsung, sehingga peran orang tua asuh dalam memberikan pengarahan moral dan etika sangat penting. Mereka dapat mengajarkan nilai-nilai seperti kejujuran, rasa tanggung jawab, empati, dan menghargai orang lain.

Selain pendidikan formal, orang tua asuh juga bisa mengenalkan anak-anak kepada keterampilan praktis yang dapat membantu mereka mendapatkan pekerjaan di masa depan. Keterampilan ini, yang bisa meliputi bidang-bidang seperti teknologi, keterampilan seni, atau kewirausahaan, memberikan anak-anak kesempatan yang lebih besar untuk sukses ketika mereka tumbuh dewasa.

5. Memberikan Stabilitas Emosional dan Keamanan

Keamanan fisik dan emosional sangat penting untuk perkembangan anak-anak. Kehidupan di panti asuhan bisa terasa kurang stabil dan kadang-kadang tidak memberikan rasa kehangatan yang didapatkan dalam keluarga. Orang tua asuh, meskipun tidak dapat menggantikan orang tua kandung, dapat menciptakan rasa stabilitas yang sangat dibutuhkan. Mereka dapat memberikan rasa aman dengan menyediakan lingkungan yang penuh perhatian dan kasih sayang, sehingga anak-anak merasa dilindungi dan dihargai.

Stabilitas emosional yang diberikan oleh orang tua asuh memungkinkan anak-anak untuk lebih fokus pada pengembangan diri, belajar dengan tenang, dan menjalin hubungan yang sehat dengan teman sebaya. Rasa aman ini juga membantu mereka untuk mengatasi trauma masa lalu dan melihat masa depan dengan lebih baik.

6. Memberikan Akses untuk Masa Depan yang Lebih Baik

Seringkali anak-anak yatim piatu atau dhuafa yang tinggal di panti asuhan terbatas dalam hal akses ke kesempatan pendidikan, pelatihan, dan juga jaringan sosial. Orang tua asuh yang memiliki jaringan yang lebih luas dapat membantu membuka kesempatan ini bagi anak-anak untuk berkembang. Baik dalam hal memperoleh akses ke pendidikan yang lebih baik, mengikuti kursus keterampilan, atau bahkan mendapatkan peluang beasiswa, orang tua asuh dapat menjadi jembatan penting bagi anak-anak untuk meraih potensi terbaik mereka.

7. Memenuhi Kebutuhan Fisik dan Kesehatan Anak

Selain kebutuhan emosional dan psikologis, orang tua asuh juga memiliki peran dalam memenuhi kebutuhan fisik dan kesehatan anak-anak di panti asuhan. Ini meliputi pemenuhan kebutuhan gizi, perhatian terhadap kesehatan fisik, serta akses ke layanan medis yang tepat. Orang tua asuh dapat memastikan bahwa anak-anak mendapatkan pola makan yang sehat, cukup tidur, serta pengawasan medis yang diperlukan, yang semuanya mendukung perkembangan fisik yang optimal.

Anak LKSA Hasanah Kautsar bersama pengasuh.

Peran orang tua asuh dalam kehidupan anak-anak yatim piatu atau dhuafa yang tinggal di panti asuhan sangatlah penting. Mereka bukan hanya berfungsi sebagai pemberi dalam hal ekonomi, tetapi juga sebagai pemberi kasih sayang, guru, pengarah moral, serta pendamping yang mendampingi anak-anak untuk tumbuh dan berkembang menjadi individu yang kuat, mandiri, dan bertanggung jawab. Melalui perhatian dan dukungan mereka, anak-anak ini dapat memiliki harapan dan peluang untuk masa depan yang lebih baik, meskipun mereka telah kehilangan sebagian besar dari yang mereka cintai.

Dengan menjadi orang tua asuh, Anda tidak hanya membantu memenuhi kebutuhan dasar mereka, tetapi juga membuka peluang besar bagi mereka untuk menggapai cita-cita dan masa depan yang lebih baik. Mari bersama-sama kita memberikan harapan bagi anak-anak yang membutuhkan. Tunjukkan kasih sayang dan dukungan Anda dengan menjadi orang tua asuh. Dengan sedikit usaha, kita bisa menciptakan masa depan yang cerah bagi mereka dan membantu menciptakan generasi penerus yang penuh potensi dan kasih sayang.

Donasi Disini: http://bit.ly/OrangTuaAsuhHF

rasul dengan anak anak yatim
ARTICLEORPHAN CARE

Kisah Rasulullah SAW Menjadi Orang Tua Asuh

Dikisahkan, suatu ketika Rasulullah SAW berangkat untuk melaksanakan salat Id. Di perjalanan, beliau melihat banyak anak-anak yang bermain dengan ceria. Namun, beliau terkejut ketika melihat seorang anak kecil, sendiri, dengan pakaian lusuh, menangis di tepi jalan.

Merasa iba, Rasulullah SAW pun bertanya, “Wahai anak kecil, apa yang membuatmu menangis? Mengapa engkau tidak bermain bersama teman-temanmu?”
Anak kecil itu, yang tidak tahu bahwa orang di hadapannya adalah Rasulullah, menjawab, “Wahai pria di hadapanku, ayahku telah meninggal dalam peperangan bersama Rasulullah. Setelah itu, ibuku menikah lagi dan menghabiskan semua harta milikku. Ayah tiriku lalu mengusirku dari rumah.”
“Sejak saat itu, aku tak lagi memiliki makanan, minuman, pakaian, atau rumah. Hari ini (Idulfitri), aku melihat begitu banyak anak-anak yang bahagia bersama ayah mereka. Hal itu membuatku sedih dan menangis.”
Mendengar penjelasan anak yatim tersebut, Rasulullah merasa iba dan ingin merawatnya.

“Wahai anak kecil, bersediakah jika aku menjadi ayahmu, Aisyah menjadi ibumu, Ali menjadi pamanmu, Hasan dan Husein menjadi kedua saudara laki-lakimu, serta Fatimah menjadi saudara perempuanmu?” tawar Rasulullah SAW.

Anak itu, yang kemudian menyadari bahwa pria di hadapannya adalah Rasulullah, menjawab dengan penuh kegembiraan, “Bagaimana mungkin aku tidak senang, wahai Rasulullah?”

Nabi pun membawanya pulang, memberinya pakaian yang indah, makanan yang mengenyangkan, menghiasinya, dan memberinya minyak wangi yang harum. Kini, anak yatim itu bisa bermain dengan tawa bahagia bersama teman-teman seusianya.

Syekh Utsman bin Hasan bin Ahmad as-Syakir al-Khuwairy, salah satu ulama abad ke-13, dalam kitab Durratun Nashihin (hal. 278).

Kisah ini merupakan teladan yang dicontohkan oleh Rasulullah. Apakah banyak orang di masa kini yang mengikuti sunah ini? Tentu saja, masih banyak yang menjaga tradisi menjadi orang tua asuh bagi anak-anak yatim piatu.

Anak-anak LKSA Hasanah Kautsar sebelum berangkat ke sekolah.

Peran orang tua asuh sangat penting bagi anak yatim piatu, karena menentukan arah masa depan mereka. Anak yatim piatu tidak pernah memilih nasibnya, namun keadaan membuat mereka harus berjuang untuk diri sendiri, dan tak jarang mengorbankan kebahagiaan dan masa kanak-kanak mereka.

Peran keluarga sangat penting dalam kehidupan individu, terutama dalam perkembangan anak. Berikut peran-peran penting keluarga:
1. Pendidikan pertama: Keluarga adalah lembaga pertama di mana anak mempelajari nilai-nilai, norma, dan pola interaksi sosial.
2. Pembentukan karakter: Keluarga berperan dalam membentuk akhlak dan karakter anak.
3. Perkembangan sosial, emosional, dan kognitif: Hubungan orang tua dan anak dapat mendukung perkembangan sosial, emosional, dan kognitif anak.
4. Membangun kepercayaan: Hubungan yang baik antara orang tua dan anak membantu anak membangun kepercayaan diri dan kepercayaan terhadap orang lain.
5. Memenuhi kebutuhan anak: Keluarga berperan dalam menyediakan kebutuhan pokok anak, seperti tempat tinggal yang aman, memberikan stimulasi sesuai usia, dan memberikan akses pendidikan.
6. Pengasuhan yang baik: Keluarga harus memberikan kasih sayang, penerimaan penuh, dan tidak membandingkan anak dengan anak lain.
7. Membangun ikatan emosional: Keluarga perlu menciptakan ikatan emosional yang kuat dengan memperhatikan dan memahami anak.

Peran orang tua adalah sebagai wadah utama yang menentukan masa depan seorang anak. Bagi anak-anak yatim piatu, wadah pertama mereka adalah kita sebagai masyarakat, serta panti asuhan dan lembaga kesejahteraan anak lainnya. Namun, peran ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa dukungan aktif dari masyarakat, terutama kita sebagai Orang Tua Asuh.

Mari kita ikuti sunah Rasulullah SAW dengan menjadi orang tua asuh bagi anak-anak yatim piatu di Panti Hasanah Kautsar.