Sorotan Internasional terhadap Proyek Air Water for Life di Nusa Tenggara Timur
Foto: Vice President World Water Forum.
Bali, 25 Mei 2024 – World Water Forum ke-10, acara internasional terbesar di sektor air, kembali digelar. Acara ini, yang diadakan setiap tiga tahun sekali, melibatkan berbagai pemangku kepentingan mulai dari pemerintah, bisnis, hingga organisasi masyarakat sipil dari seluruh dunia. Diselenggarakan pada 18-25 Mei 2024 di Bali, forum ini dihadiri oleh 8 kepala negara dan 105 menteri dari seluruh dunia. Tema tahun ini adalah “Water for Shared Prosperity”, yang menekankan pentingnya air sebagai kunci kemakmuran bersama.
Dalam forum ini, proyek Water for Life yang dijalankan oleh Humanity First mendapat sorotan internasional. Humanity First diundang sebagai pembicara untuk membahas topik “Blue Planet Solution”, memberikan platform untuk menyoroti upaya global dalam penyediaan air bersih kepada mereka yang paling membutuhkan.
foto: Proses pengeboran untuk mendapatkan air bersih Sabu Raijua, NTT.
Humanity First, organisasi nirlaba yang telah menyediakan air bersih kepada lebih dari 5,48 juta orang melalui 5.616 instalasi air di 30 negara, kini merencanakan pembangunan fasilitas air bersih di lima lokasi di Indonesia. Lokasi tersebut meliputi Pulau Sabu, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Desa Nonbaun, Pulau Lembata, dan daerah terkering di Indonesia, yaitu Kabupaten Sumba Timur. Proyek ini diproyeksikan akan memberikan air berkelanjutan kepada 3.000 orang.
Ansar Ahmad, Direktur Fundraising Humanity First Indonesia, dalam talkshow tersebut, menggarisbawahi ketidakadilan akses air bersih yang terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT).
“Kita yang berada di kota-kota besar sering take water for granted karena air bersih tersedia di mana-mana, seperti di forum ini yang menyediakan air gratis di setiap sudut. Namun, tidak jauh dari Bali, banyak orang yang kesulitan mendapatkan air bersih.” ujar Ansar.
foto: Wanita Memikul Air di NTT.
Ia menjelaskan bahwa anak-anak di NTT sering harus menempuh jarak 1-2 kilometer hanya untuk mendapatkan air sebelum pergi ke sekolah. Kondisi ini mengakibatkan terganggunya pendidikan mereka serta berkontribusi pada tingginya angka stunting di NTT, yang merupakan tertinggi di Indonesia. Ansar menekankan bahwa air bersih adalah kunci kehidupan, dan dengan adanya akses air yang memadai, masyarakat dapat menghemat pengeluaran, menikmati makanan yang lebih bergizi, dan anak-anak bisa lebih fokus pada pendidikan mereka.
Dalam kesempatan ini, Ansar Ahmad juga mengajak masyarakat internasional untuk lebih peduli terhadap isu air bersih dan tidak menganggap remeh ketersediaan air. Ia mengajak semua pihak untuk turut berkontribusi dalam menyediakan air bersih bagi mereka yang sangat membutuhkan melalui proyek Water for Life di Nusa Tenggara Timur.
Sorotan internasional terhadap proyek ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran global tentang pentingnya air bersih dan mendorong lebih banyak kontribusi untuk menciptakan solusi bagi planet biru yang berkelanjutan. Dengan kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak, proyek ini diharapkan mampu memberikan dampak signifikan bagi masyarakat di NTT dan menjadi contoh inspiratif bagi upaya penyediaan air bersih di seluruh dunia.