Tag: Serving Mankind

Dapur Umum Bojongsari
ARTICLEDISASTER RELIEF

Suka Duka Dapur Umum HF dalam melayani makan sahur dan berbuka puasa korban banjir di Bojongsari

Pada hari kedua tanggap bencana banjir Bekasi, kekompakan dan semangat antara Tim HF dan relawan di Bojongsari terus terjaga seiring bertambahnya relawan yang datang dari berbagai daerah. Kali ini, sebanyak 7 relawan asal Tambun datang untuk membantu menyiapkan makanan untuk berbuka puasa. Masing-masing dari mereka ada yang melakukan pemotongan bahan-bahan bumbu, memasak nasi, menggoreng tahu, dan merebus 600 buah telur. Kelompok masak pada siang hari ini melakukan tugasnya untuk menyiapkan 600 makanan untuk berbuka puasa bagi para warga yang terdampak banjir. Setelah itu, kerja sama dibagi menjadi 3 grup; bagian pembungkusan lauk pauk, pembungkusan nasi dan distribusi. Proses ini berjalan dengan lancar dan tepat waktu, hingga pukul 16:30 WIB sebanyak 600 makanan telah terdistribusi ke beberapa kampung disekitar Desa Bojongsari.

Setelah makanan terdistribusi kepada para penerima manfaat, kelompok masak siang melakukan persiapan untuk berbuka puasa dan mulai menyiapkan beberapa bahan masakan untuk kelompok malam yang akan menyiapkan masakan untuk sahur.

Kelompok masak malam terdiri dari beberapa ibu-ibu dari Desa Bojongsari, serta 5 relawan dari Tambun. Kegiatan masak dimulai setelah salat tarawih berjamaah yang kebetulan lokasi dapur umum HF bertepatan disebelah Masjid Baitul Aman Cabang Bojong.

Kelompok masak malam juga terdiri dari 3 grup; ada yang membungkus nasi, membungkus gulai ayam dan pendistribusian. Sebelumnya gulai ayam sebanyak 600 porsi dimasak pada sore hari setelah pendistribusian masakan untuk berbuka. Oleh karena itu, ayam gulai yg sudah matang disimpan dan dibagi ke tiga belanga besar untuk dapat dibungkus pada malam hari.

Kerja sama tim dan komunikasi didalamnya berjalan dengan baik, kelompok yang dikomandoi oleh Kang Faqih mengerjakan tugas mereka masing-masing. Ketika itu, ada salah satu relawan memberikan informasi bahwa salah satu belanga gulai ayam yang berisikan 200 potong ayam terlihat berbusa dan basi. Saat itu, ketika waktu sudah menunjukkan pukul 02:00 WIB, Kang Faqih pun melakukan koordinasi dengan Kang Syahid (tim belanja) untuk mencari bahan makanan yang bisa dibeli untuk dimasak dalam waktu 1 jam. Situasi tersebut merupakan ujian bagi kelompok masak malam dan juga sebuah keyakinan pada Tuhan bahwa dalam situasi sesulit apapun, jika kita menyerahkan segalanya untuk Tuhan, maka Dia akan menolong kita.

Setelah Kang Faqih berembuk dan melakukan pertimbangan dengan kelompok masak, maka Kang Faqih meminta tim belanja untuk mencari telur di pasar terdekat sekitar Desa Bojongsari. Kang Syahid pun bergegas ke pasar untuk mencari toko yang masih buka, karena kondisi sudah dini hari. Situasi di dapur umum dapat ditangani karena mereka yakin pada dua hal, yaitu: niat mereka membantu pada sesama manusia akan diberikan kelancaran oleh Tuhan, dan ini adalah isyarat Tuhan bahwa jika mereka menyerahkan kesulitan kepada-Nya, maka Tuhan akan memberikan jalan kemudahan bagi mereka.

Bersamaan dengan hal diatas, Kang Syahid menemukan toko sembako yang masih buka 24 jam kemudian langsung memesan 200 buah telur untuk menggantikan 200 potong ayam gulai yang basi. Kang Faqih pun langsung membagi kelompok masak menjadi dua grup; bagian menggoreng telur orak arik dan bagian membungkus nasi dan lauk pauk. Relawan distribusi yang dipimpin oleh Pak Mubaligh Karim juga dikerahkan terlebih dahulu untuk membantu tim pembungkusan nasi. Proses masak dan pembungkusan berjalan cepat, terarah dan terukur dengan baik sehingga pukul 03:00 WIB 600 porsi makanan untuk sahur telah terbungkus dengan rapih dan siap untuk didistribusikan.

Pendistribusian makanan sahur dilakukan oleh sekitar lebih dari 20 relawan yang terdiri dari bapak-bapak asal Bojongsari dan 5 pemuda asal Tambun. Hal itu berjalan dengan baik hingga pukul 04:10 WIB sebanyak 600 paket makanan sahur telah terkirim kepada para penerima manfaat.

Kejadian ini memberikan makna dan arti bagi kelompok masak malam bahwa dimana ada kesulitan, maka keyakinan yang akan menjadi pegangan untuk bersandar kepada Yang Maha Kuasa dan ketika itulah tangan Tuhan bekerja untuk menolong mereka yang melakukan pekerjaan atas nama-Nya.


Kontributor: Shakeel Ahmad

DSC07584edit
ARTICLEDISASTER RELIEF

Dapur Umum HF: Menjaga Ibadah Puasa warga Desa Bojongsari

Banjir merendam sejumlah wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), Selasa (4/3). Banjir terjadi imbas hujan lebat yang mengguyur wilayah tersebut dalam beberapa waktu terakhir.  Bekasi termasuk wilayah yang terdampak paling parah yang menyebabkan beberapa daerah di Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan sekitarnya lumpuh. Sehingga kedua pemerintah Kota dan Kabupaten Bekasi menyatakan Tanggap Darurat Bencana. Situasi banjir kali ini cukup besar dan datangnya tiba – tiba dan sangat besar airnya. Hal ini disebabkan oleh meluapnya sungai Citarum juga karena kiriman air dari Bogor.

“Banjir datang cepat kak, awalnya sekitar pukul 17.00 air muncul dan membuat genangan, namun tidak besar ,hanya semata kaki.  Sekitar pukul 18.00  saat berbuka puasa tiba – tiba air meninggi sampai se-dada,” ujar Asif korban banjir di Desa Bojongsari, Kab. Bekasi.


Desa Bojongsari berada di kecamatan Kedungwaringin, Kab. Bekasi. Salah satu wilayah yang terdampak banjir cukup parah. Karena lokasi wilayahnya tidak jauh dengan Sungai Citarum.

Situasi banjir yang muncul mendadak membuat korban banjir kali ini tidak siap dan tidak sempat untuk menyelamatkan barang – barangnya.  Hingga kompor dan peralatan masak lainnya tidak bisa diselamatkan. Bencana di bulan Ramadhan membuat situasi berat, apalagi kondisi peralatan masak mereka terendam sehingga tidak dapat memasak untuk makan sahur dan berbuka. Mau beli pun susah, semua berdampak dan kondisi keuangan sulit. Mayoritas masyarakat Bojongsari adalah petani. 

“Alhamdulillah kaka dari Humanity First  datang membawa bantuan dan membuka Dapur Umum.  Sehingga puasa kami bisa terjaga karena terpenuhinya makanan untuk sahur dan berbuka puasa. Kami senang sekali”, ucap Asif sambil berjalan menyelusuri rumah yang terdampak banjir di Desa Bojongsari.


Humanity First Indonesia kali ini melakukan Tanggap darurat bencana banjir di Desa Bojongsari, Kec. Kedungwaringin.  Dalam aksi kali ini Humanity First Indonesia mendirikan dapur umum guna membantu pemenuhan makanan untuk sahur dan berbuka puasa korban banjir di Bojongsari, Tambun, Pengasinan, Cikarang Utara, dan Cikarang Timur.  Sebanyak 1200 nasi bungkus per-hari  kami melayani korban bencana banjir. 

Mari Dukung Humanity First Kali ini guna menjaga ibadah puasa korban mereka tetap terjaga.
featured img
ARTICLE

Jadilah Sumber Kedamaian, Kasih Sayang, & Kemanusiaan di Ramadan Ini

Ramadan kembali hadir, membawa serta cahaya keberkahan dan kesempatan bagi setiap insan untuk memperbaiki diri. Bulan di mana setiap Muslim diajak untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah, bukan hanya melalui ibadah, tetapi juga melalui semangat pengorbanan dan kebaikan kepada sesama. Saat Ramadan tiba, kita tidak hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga melatih diri untuk lebih sabar, lebih ikhlas, dan lebih peduli terhadap orang lain.

Tangan relawan yang sedang memberi hadiah kecil

Pengorbanan dalam Ramadan juga berarti menyisihkan sebagian dari apa yang kita miliki untuk mereka yang lebih membutuhkan. Saat berbuka puasa dengan hidangan yang cukup, ada banyak orang di luar sana yang mungkin hanya memiliki sepotong roti atau bahkan harus menahan lapar lebih lama. Ramadan mengajarkan kepedulian, mengajak setiap muslim untuk berbagi, baik dalam bentuk makanan, sedekah, atau bahkan sekadar kebaikan kecil yang bisa meringankan beban orang lain.  

Inilah bulan di mana tangan yang memberi akan selalu lebih mulia daripada tangan yang menerima

 

Namun, Ramadan bukan hanya tentang pengorbanan, tetapi juga tentang menebar kebaikan dalam bentuk yang paling sederhana sekalipun. Setiap langkah kecil menuju perbuatan baik memiliki nilai yang berlipat ganda. Sebuah senyuman tulus, kata-kata yang menenangkan, atau sekadar membantu seseorang dalam kesulitannya, semua itu menjadi amal yang tidak ternilai. Ini adalah bulan di mana setiap orang diajak untuk menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri, untuk lebih sabar, lebih penyayang, dan lebih ikhlas dalam berbuat baik tanpa mengharapkan balasan apa pun selain ridha-Nya. 

Suka cita dalam bersilaturahmi.

Ramadan juga menjadi kesempatan untuk memperbaiki hubungan dengan sesama. Sering kali, dalam kesibukan sehari-hari, kita lupa untuk menjaga silaturahmi, lupa untuk meminta maaf atau memaafkan, dan lupa untuk menunjukkan rasa sayang kepada keluarga dan teman. Di bulan yang penuh rahmat ini, kita diajak untuk membuka hati, untuk memperbaiki hubungan yang renggang, dan untuk menebarkan kedamaian di sekitar kita.  

Karena menjadi sumber kedamaian tidak selalu berarti melakukan hal besar—kadang, cukup dengan memberikan maaf, memahami tanpa menghakimi, dan menghadirkan ketulusan dalam setiap pertemuan.

 

Lebih dari itu, Ramadan adalah saat yang tepat untuk membentuk kebiasaan baik yang dapat kita lanjutkan di bulan-bulan berikutnya. Kebaikan yang kita lakukan selama Ramadan seharusnya tidak berhenti begitu saja saat bulan ini berakhir. Justru, ini adalah awal dari perjalanan menuju kehidupan yang lebih baik—kehidupan yang lebih penuh dengan empati, kepedulian, dan keikhlasan dalam berbagi.   Karena sejatinya, makna Ramadan tidak hanya terletak pada ibadah ritual semata, tetapi juga pada bagaimana kita menjadikannya sebagai titik awal untuk menjadi manusia yang lebih peduli, lebih lembut hatinya, dan lebih mampu menghadirkan kebaikan di dunia.

Maka, sambutlah Ramadan dengan hati yang lapang dan semangat yang menyala. Jadikan bulan suci ini sebagai kesempatan untuk memperbaiki diri, menebarkan kebaikan, dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Karena pada akhirnya, Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi tentang bagaimana kita menjadi manusia yang lebih baik—

Jadilah manusia yang membawa kedamaian, kasih sayang, dan nilai-nilai kemanusiaan dalam setiap langkah kehidupan.

 

featured_
ARTICLE

Menapaki Dua Dekade Perjalanan Kemanusiaan: Kisah Humanity First Indonesia

“Walaupun upaya kami ini masih skala kecil, HF berupaya selalu hadir dalam segala kepentingan kemanusiaan di negeri ini, Indonesia tercinta.” ~ Kandali A. Lubis (Chairman HF Indonesia)

 

Di tahun 2025, Humanity First Indonesia merayakan dua dekade perjalanan yang luar biasa dalam misi kemanusiaan. Selama 20 tahun ini, HF Indonesia tidak hanya hadir sebagai organisasi, tetapi juga sebagai wadah untuk menebar semangat kemanusiaan yang melintasi batas waktu dan tempat. Sejak pertama kali berdiri, HF Indonesia memiliki visi untuk memberikan bantuan kemanusiaan untuk mereka yang terkena dampak bencana alam dan melakukan operasi bantuan darurat melalui bantuan medis, tempat berlindung, air, makanan, pakaian, dan sanitasi untuk masyarakat yang terkena dampak bencana. Hal ini juga mengimplementasikan proyek jangka pendek dan panjang untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Organisasi ini berkomitmen untuk merespons tantangan global maupun lokal melalui berbagai program yang memberdayakan komunitas yang membutuhkan.

Relawan Pertama HF Indonesia pada saat Tsunami Aceh.

Perjalanan HF Indonesia dimulai sejak tsunami memporak-porandakan Aceh pada tahun 2004 yang menewaskan lebih dari 200,000 orang. Sejak itu, Humanity First Indonesia telah memberikan kontribusi dalam aksi kemanusiaan di penjuru negeri. Salah satu tonggak penting adalah keberhasilan HF Indonesia dalam memberikan bantuan tanggap darurat bencana, dari bantuan medis hingga logistik dan psikososial, kepada korban bencana alam di berbagai wilayah Indonesia. Melalui kehadiran para relawan dan sobat kemanusiaan, HF Indonesia berhasil memberikan harapan baru di tengah kesulitan, seperti yang terlihat dalam bantuan yang diberikan pasca-gempa, tsunami, maupun bencana alam lainnya yang melanda tanah air.

Selain tanggap darurat bencana (Disaster Relief), HF Indonesia juga memperkenalkan berbagai program yang menjangkau sektor pendidikan dan kesejahteraan anak-anak yang kurang beruntung. Program ini disebut Knowledge for Life, yang bertujuan memberikan akses pendidikan kepada anak-anak yang sebelumnya tidak memiliki kesempatan untuk belajar. Inisiatif dalam program ini adalah pendirian Rumah Baca di Keta, Maluku Utara dan yang sampai saat ini masih bertahan Rumah Belajar di Namorambe, Sumatera Utara yang memberikan ruang bagi anak-anak di daerah terpencil untuk mengakses pendidikan dengan kualitas yang lebih baik. Selain itu, HF Indonesia juga berkomitmen membantu anak-anak yang kehilangan orang tua atau kurang beruntung melalui program Orphan Care, memberikan perhatian khusus pada kebutuhan dasar mereka serta mendukung mereka untuk memperoleh pendidikan yang layak. Jika dulu hanya dimulai dengan sebuah program-program seperti memberikan Kegiatan Belajar Mengajar dan Kakak Asuh di beberapa panti asuhan, kini HF Indonesia pada tahun 2023 bisa memberikan sebuah rumah yang nyaman dan aman bagi anak-anak yang membutuhkan. HF Indonesia memiliki sebuah Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) yang bernama Hasanah Kautsar dan berlokasi di Tasikmalaya, Jawa Barat.

Anak-anak asuh di LKSA Hasanah Kautsar sedang mengikuti program Kakak Asuh.

Program-program kemanusiaan yang dilaksanakan oleh HF Indonesia mencakup berbagai inisiatif yang saling mendukung untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satunya adalah program Global Health, yang memberikan akses layanan kesehatan di daerah-daerah yang membutuhkan. HF Indonesia telah mengelola Klinik Asih Sasama di Gunung Kidul, Yogyakarta, yang saat ini sedang dalam proses pemindahan ke lahan Rumah Sakit, dengan rencana untuk mengembangkan klinik tersebut menjadi sebuah rumah sakit. Selain itu, ada program Gift of Sight yang bertujuan membantu mereka yang mengalami gangguan penglihatan. HF Indonesia telah menyediakan kacamata dan melakukan pemeriksaan gratis di berbagai daerah, serta bekerja sama dengan berbagai pihak untuk melaksanakan operasi katarak.

Klinik Asih Sasama.

HF Indonesia juga memiliki program Water for Life, yang menyediakan akses air bersih bagi masyarakat yang terdampak kekurangan air. Melalui program ini, HF Indonesia telah melakukan pengeboran air dan pembangunan toilet bersih di berbagai wilayah, mulai dari Pulau Jawa hingga Palu, Suawesi Tengah, di beberapa desa di NTT, dan daerah lainnya. Tak kalah penting, program Food Security hadir untuk meningkatkan ketahanan pangan dengan melakukan distribusi makanan dan program kurban bagi mereka yang membutuhkan. Semua program ini tidak hanya memberikan bantuan praktis, tetapi juga menanamkan nilai-nilai solidaritas, yang mendorong masyarakat untuk bersatu dalam mengatasi kesulitan.

Seorang warga NTT berbahagia menikmati air bersih.

Dua dekade yang telah berlalu bukan hanya perjalanan panjang, tetapi juga bukti nyata dari kekuatan kolaborasi antara HF Indonesia, para relawan, dan masyarakat luas yang tergabung dalam semangat kemanusiaan. Kisah-kisah inspiratif dari para relawan yang terlibat, serta testimoni dari penerima manfaat yang merasakan perubahan signifikan dalam hidup mereka, menjadi bukti bahwa setiap langkah kecil yang diambil dapat membawa dampak besar. Keberhasilan ini tidak hanya tercapai berkat kontribusi HF Indonesia, tetapi juga berkat dukungan banyak pihak yang bersama-sama bergerak untuk menciptakan perubahan.

Relawan yang sedang membantu lansia.

Melihat ke depan, HF Indonesia tetap berkomitmen untuk terus berkembang dan memberikan kontribusi yang lebih besar kepada masyarakat. Dengan memanfaatkan teknologi dan jaringan kemanusiaan yang lebih luas, HF Indonesia ingin memperluas jangkauan bantuan dan mengoptimalkan dampaknya bagi generasi masa depan. Semangat kemanusiaan yang telah tertanam selama dua dekade ini akan terus menginspirasi langkah-langkah selanjutnya, mengajak lebih banyak generasi muda untuk berperan serta dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan, demi menciptakan dunia yang lebih baik.

Dua dekade telah berlalu, namun semangat kemanusiaan yang diusung oleh HF Indonesia akan tetap hidup dan berkembang. Perjalanan ini hanya awal dari langkah besar yang akan terus dilanjutkan untuk masa depan yang lebih baik, di mana setiap insan dapat merasakan kebahagiaan dan kesejahteraan tanpa terkecuali. Dengan tekad dan semangat yang tak pernah padam, HF Indonesia akan terus menjadi garda terdepan dalam mewujudkan cita-cita kemanusiaan di Indonesia dan dunia.

Perjalanan dua dekade ini bukan hanya tentang mengirimkan bantuan, tetapi juga tentang membangun koneksi manusia, mempererat solidaritas, dan menanamkan rasa empati yang mendalam. HF Indonesia bukan hanya memberikan bantuan, tetapi juga mengajak setiap orang untuk berperan dalam menciptakan perubahan yang lebih baik, untuk Indonesia yang lebih kuat dan sejahtera.

Rekawan bercengkrama bersama seorang anak kecil.

Selanjutnya, HF berkomitmen untuk terus melakukan aksi kemanusiaanya untuk Indonesia. Melalui Spirit Serving Mandkind. Melayani adalah jiwa dari organisasi ini, kekuatan relawan adalah kekuatan dari organisasi ini. Indonesia adalah semangat kami untuk terus melayani kemanusiaan. Oleh karena itu, di tahun 2025 – 2030 menjadi semangat kami mengabdi dan melayani untuk Indonesia melalui tema, “20 Tahun untuk Indonesia.”