featured_
ARTICLE

Menapaki Dua Dekade Perjalanan Kemanusiaan: Kisah Humanity First Indonesia

“Walaupun upaya kami ini masih skala kecil, HF berupaya selalu hadir dalam segala kepentingan kemanusiaan di negeri ini, Indonesia tercinta.” ~ Kandali A. Lubis (Chairman HF Indonesia)

 

Di tahun 2025, Humanity First Indonesia merayakan dua dekade perjalanan yang luar biasa dalam misi kemanusiaan. Selama 20 tahun ini, HF Indonesia tidak hanya hadir sebagai organisasi, tetapi juga sebagai wadah untuk menebar semangat kemanusiaan yang melintasi batas waktu dan tempat. Sejak pertama kali berdiri, HF Indonesia memiliki visi untuk memberikan bantuan kemanusiaan untuk mereka yang terkena dampak bencana alam dan melakukan operasi bantuan darurat melalui bantuan medis, tempat berlindung, air, makanan, pakaian, dan sanitasi untuk masyarakat yang terkena dampak bencana. Hal ini juga mengimplementasikan proyek jangka pendek dan panjang untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Organisasi ini berkomitmen untuk merespons tantangan global maupun lokal melalui berbagai program yang memberdayakan komunitas yang membutuhkan.

Relawan Pertama HF Indonesia pada saat Tsunami Aceh.

Perjalanan HF Indonesia dimulai sejak tsunami memporak-porandakan Aceh pada tahun 2004 yang menewaskan lebih dari 200,000 orang. Sejak itu, Humanity First Indonesia telah memberikan kontribusi dalam aksi kemanusiaan di penjuru negeri. Salah satu tonggak penting adalah keberhasilan HF Indonesia dalam memberikan bantuan tanggap darurat bencana, dari bantuan medis hingga logistik dan psikososial, kepada korban bencana alam di berbagai wilayah Indonesia. Melalui kehadiran para relawan dan sobat kemanusiaan, HF Indonesia berhasil memberikan harapan baru di tengah kesulitan, seperti yang terlihat dalam bantuan yang diberikan pasca-gempa, tsunami, maupun bencana alam lainnya yang melanda tanah air.

Selain tanggap darurat bencana (Disaster Relief), HF Indonesia juga memperkenalkan berbagai program yang menjangkau sektor pendidikan dan kesejahteraan anak-anak yang kurang beruntung. Program ini disebut Knowledge for Life, yang bertujuan memberikan akses pendidikan kepada anak-anak yang sebelumnya tidak memiliki kesempatan untuk belajar. Inisiatif dalam program ini adalah pendirian Rumah Baca di Keta, Maluku Utara dan yang sampai saat ini masih bertahan Rumah Belajar di Namorambe, Sumatera Utara yang memberikan ruang bagi anak-anak di daerah terpencil untuk mengakses pendidikan dengan kualitas yang lebih baik. Selain itu, HF Indonesia juga berkomitmen membantu anak-anak yang kehilangan orang tua atau kurang beruntung melalui program Orphan Care, memberikan perhatian khusus pada kebutuhan dasar mereka serta mendukung mereka untuk memperoleh pendidikan yang layak. Jika dulu hanya dimulai dengan sebuah program-program seperti memberikan Kegiatan Belajar Mengajar dan Kakak Asuh di beberapa panti asuhan, kini HF Indonesia pada tahun 2023 bisa memberikan sebuah rumah yang nyaman dan aman bagi anak-anak yang membutuhkan. HF Indonesia memiliki sebuah Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) yang bernama Hasanah Kautsar dan berlokasi di Tasikmalaya, Jawa Barat.

Anak-anak asuh di LKSA Hasanah Kautsar sedang mengikuti program Kakak Asuh.

Program-program kemanusiaan yang dilaksanakan oleh HF Indonesia mencakup berbagai inisiatif yang saling mendukung untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satunya adalah program Global Health, yang memberikan akses layanan kesehatan di daerah-daerah yang membutuhkan. HF Indonesia telah mengelola Klinik Asih Sasama di Gunung Kidul, Yogyakarta, yang saat ini sedang dalam proses pemindahan ke lahan Rumah Sakit, dengan rencana untuk mengembangkan klinik tersebut menjadi sebuah rumah sakit. Selain itu, ada program Gift of Sight yang bertujuan membantu mereka yang mengalami gangguan penglihatan. HF Indonesia telah menyediakan kacamata dan melakukan pemeriksaan gratis di berbagai daerah, serta bekerja sama dengan berbagai pihak untuk melaksanakan operasi katarak.

Klinik Asih Sasama.

HF Indonesia juga memiliki program Water for Life, yang menyediakan akses air bersih bagi masyarakat yang terdampak kekurangan air. Melalui program ini, HF Indonesia telah melakukan pengeboran air dan pembangunan toilet bersih di berbagai wilayah, mulai dari Pulau Jawa hingga Palu, Suawesi Tengah, di beberapa desa di NTT, dan daerah lainnya. Tak kalah penting, program Food Security hadir untuk meningkatkan ketahanan pangan dengan melakukan distribusi makanan dan program kurban bagi mereka yang membutuhkan. Semua program ini tidak hanya memberikan bantuan praktis, tetapi juga menanamkan nilai-nilai solidaritas, yang mendorong masyarakat untuk bersatu dalam mengatasi kesulitan.

Seorang warga NTT berbahagia menikmati air bersih.

Dua dekade yang telah berlalu bukan hanya perjalanan panjang, tetapi juga bukti nyata dari kekuatan kolaborasi antara HF Indonesia, para relawan, dan masyarakat luas yang tergabung dalam semangat kemanusiaan. Kisah-kisah inspiratif dari para relawan yang terlibat, serta testimoni dari penerima manfaat yang merasakan perubahan signifikan dalam hidup mereka, menjadi bukti bahwa setiap langkah kecil yang diambil dapat membawa dampak besar. Keberhasilan ini tidak hanya tercapai berkat kontribusi HF Indonesia, tetapi juga berkat dukungan banyak pihak yang bersama-sama bergerak untuk menciptakan perubahan.

Relawan yang sedang membantu lansia.

Melihat ke depan, HF Indonesia tetap berkomitmen untuk terus berkembang dan memberikan kontribusi yang lebih besar kepada masyarakat. Dengan memanfaatkan teknologi dan jaringan kemanusiaan yang lebih luas, HF Indonesia ingin memperluas jangkauan bantuan dan mengoptimalkan dampaknya bagi generasi masa depan. Semangat kemanusiaan yang telah tertanam selama dua dekade ini akan terus menginspirasi langkah-langkah selanjutnya, mengajak lebih banyak generasi muda untuk berperan serta dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan, demi menciptakan dunia yang lebih baik.

Dua dekade telah berlalu, namun semangat kemanusiaan yang diusung oleh HF Indonesia akan tetap hidup dan berkembang. Perjalanan ini hanya awal dari langkah besar yang akan terus dilanjutkan untuk masa depan yang lebih baik, di mana setiap insan dapat merasakan kebahagiaan dan kesejahteraan tanpa terkecuali. Dengan tekad dan semangat yang tak pernah padam, HF Indonesia akan terus menjadi garda terdepan dalam mewujudkan cita-cita kemanusiaan di Indonesia dan dunia.

Perjalanan dua dekade ini bukan hanya tentang mengirimkan bantuan, tetapi juga tentang membangun koneksi manusia, mempererat solidaritas, dan menanamkan rasa empati yang mendalam. HF Indonesia bukan hanya memberikan bantuan, tetapi juga mengajak setiap orang untuk berperan dalam menciptakan perubahan yang lebih baik, untuk Indonesia yang lebih kuat dan sejahtera.

Rekawan bercengkrama bersama seorang anak kecil.

Selanjutnya, HF berkomitmen untuk terus melakukan aksi kemanusiaanya untuk Indonesia. Melalui Spirit Serving Mandkind. Melayani adalah jiwa dari organisasi ini, kekuatan relawan adalah kekuatan dari organisasi ini. Indonesia adalah semangat kami untuk terus melayani kemanusiaan. Oleh karena itu, di tahun 2025 – 2030 menjadi semangat kami mengabdi dan melayani untuk Indonesia melalui tema, “20 Tahun untuk Indonesia.”

thumbnail website dtc
ARTICLEDISASTER RELIEF

Menghadapi Bencana dengan Siaga: Kenapa Pelatihan Kebencanaan Itu Penting?

Ilustrasi Cincin Api Pasifik (Foto: National Geographic) 

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan risiko bencana tertinggi di dunia. Terletak di Cincin Api Pasifik, Indonesia rentan terhadap berbagai bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, hingga banjir dan tanah longsor. Kondisi geografis ini, ditambah dengan perubahan iklim yang semakin nyata, membuat pelatihan kebencanaan menjadi sangat penting bagi masyarakat.

Bencana sering kali datang tanpa peringatan. Pengetahuan dan keterampilan dasar untuk menghadapi situasi darurat dapat menjadi penyelamat nyawa. Sayangnya, kesadaran masyarakat Indonesia terhadap pentingnya kesiapsiagaan masih tergolong rendah. Banyak yang belum memahami bagaimana bertindak dengan cepat dan tepat ketika bencana terjadi, sehingga kerugian jiwa dan materi sering kali tidak dapat diminimalkan.
Pelatihan kebencanaan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang potensi risiko di daerah mereka, langkah-langkah mitigasi, serta cara merespons situasi darurat. Misalnya, pelatihan evakuasi saat gempa atau teknik pertolongan pertama dapat membantu individu bertahan dalam situasi kritis. Mengikuti pelatihan kebencanaan tidak hanya menjadi kewajiban moral tetapi juga investasi masa depan. Dengan memiliki masyarakat yang sadar risiko dan terlatih, Indonesia dapat mengurangi angka korban jiwa serta kerugian materi akibat bencana.

Melalui pelatihan kebencanaan, kita dapat membangun masyarakat yang tangguh bencana. Edukasi dan simulasi rutin yang melibatkan semua masyarakat akan menciptakan lingkungan yang lebih siap menghadapi ancaman bencana di masa depan.

Kesadaran dan kesiapsiagaan adalah langkah pertama untuk menciptakan Indonesia yang lebih aman. Humanity First Indonesia telah lama berkomitmen untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana. Melalui berbagai program pelatihan dan kegiatan edukasi, HF berusaha memperkuat kapasitas individu dan komunitas agar lebih tanggap dan siap dalam situasi darurat. Salah satu program unggulan yang dijalankan adalah pelatihan kebencanaan dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan serta keterampilan dalam menghadapi bencana alam.

Pelatihan Kebencanaan Daring 2022

Pada tahun 2022, di tengah pandemi COVID-19 yang masih membatasi pergerakan fisik, HF berhasil melaksanakan pelatihan kebencanaan secara daring. Meskipun dibatasi oleh jarak dan teknologi, pelatihan ini tetap berjalan dengan lancar dan mendapat sambutan positif dari peserta. Dalam pelatihan daring tersebut, berbagai topik penting seperti manajemen bencana, respon tanggap darurat, hingga peran relawan itu sendiri disampaikan dengan cara yang interaktif dan mudah diakses. Meskipun dalam format online, semangat dan komitmen HF untuk memberikan pelatihan yang berkualitas tetap terasa kuat.

Kini, di tahun 2024, Humanity First Indonesia berencana untuk mengadakan pelatihan kebencanaan kembali, namun dengan format yang lebih memungkinkan interaksi langsung: secara offline. Langkah ini diambil dengan mempertimbangkan perkembangan situasi dan pentingnya pengalaman praktis yang lebih nyata dalam menghadapi skenario bencana. Pelatihan offline ini dirancang untuk memberikan simulasi yang lebih mendalam, memungkinkan peserta untuk berlatih secara langsung dengan alat-alat kebencanaan dan berinteraksi langsung dengan para ahli di lapangan.

Dengan semangat yang sama, HF berharap dapat memperluas jangkauan pelatihan ini dan melibatkan lebih banyak individu serta komunitas di seluruh Indonesia, sehingga bersama-sama mengambil peran aktif dalam upaya ini demi melindungi diri, keluarga, dan komunitas dari ancaman bencana yang tidak dapat dihindari. Jadilah bagian dari solusi—ikuti pelatihan kebencanaan sekarang!

Picture1
NEWSWATER FOR LIFE

Sorotan Internasional terhadap Proyek Air Water for Life di Nusa Tenggara Timur

Foto: Vice President World Water Forum.

Bali, 25 Mei 2024 – World Water Forum ke-10, acara internasional terbesar di sektor air, kembali digelar. Acara ini, yang diadakan setiap tiga tahun sekali, melibatkan berbagai pemangku kepentingan mulai dari pemerintah, bisnis, hingga organisasi masyarakat sipil dari seluruh dunia. Diselenggarakan pada 18-25 Mei 2024 di Bali, forum ini dihadiri oleh 8 kepala negara dan 105 menteri dari seluruh dunia. Tema tahun ini adalah “Water for Shared Prosperity”, yang menekankan pentingnya air sebagai kunci kemakmuran bersama.

Dalam forum ini, proyek Water for Life yang dijalankan oleh Humanity First mendapat sorotan internasional. Humanity First diundang sebagai pembicara untuk membahas topik “Blue Planet Solution”, memberikan platform untuk menyoroti upaya global dalam penyediaan air bersih kepada mereka yang paling membutuhkan.


foto: Proses pengeboran untuk mendapatkan air bersih Sabu Raijua, NTT.

Humanity First, organisasi nirlaba yang telah menyediakan air bersih kepada lebih dari 5,48 juta orang melalui 5.616 instalasi air di 30 negara, kini merencanakan pembangunan fasilitas air bersih di lima lokasi di Indonesia. Lokasi tersebut meliputi Pulau Sabu, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Desa Nonbaun, Pulau Lembata, dan daerah terkering di Indonesia, yaitu Kabupaten Sumba Timur. Proyek ini diproyeksikan akan memberikan air berkelanjutan kepada 3.000 orang.

Ansar Ahmad, Direktur Fundraising Humanity First Indonesia, dalam talkshow tersebut, menggarisbawahi ketidakadilan akses air bersih yang terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT).

“Kita yang berada di kota-kota besar sering take water for granted karena air bersih tersedia di mana-mana, seperti di forum ini yang menyediakan air gratis di setiap sudut. Namun, tidak jauh dari Bali, banyak orang yang kesulitan mendapatkan air bersih.” ujar Ansar.

foto: Wanita Memikul Air di NTT.

Ia menjelaskan bahwa anak-anak di NTT sering harus menempuh jarak 1-2 kilometer hanya untuk mendapatkan air sebelum pergi ke sekolah. Kondisi ini mengakibatkan terganggunya pendidikan mereka serta berkontribusi pada tingginya angka stunting di NTT, yang merupakan tertinggi di Indonesia. Ansar menekankan bahwa air bersih adalah kunci kehidupan, dan dengan adanya akses air yang memadai, masyarakat dapat menghemat pengeluaran, menikmati makanan yang lebih bergizi, dan anak-anak bisa lebih fokus pada pendidikan mereka.

Dalam kesempatan ini, Ansar Ahmad juga mengajak masyarakat internasional untuk lebih peduli terhadap isu air bersih dan tidak menganggap remeh ketersediaan air. Ia mengajak semua pihak untuk turut berkontribusi dalam menyediakan air bersih bagi mereka yang sangat membutuhkan melalui proyek Water for Life di Nusa Tenggara Timur.

 Sorotan internasional terhadap proyek ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran global tentang pentingnya air bersih dan mendorong lebih banyak kontribusi untuk menciptakan solusi bagi planet biru yang berkelanjutan. Dengan kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak, proyek ini diharapkan mampu memberikan dampak signifikan bagi masyarakat di NTT dan menjadi contoh inspiratif bagi upaya penyediaan air bersih di seluruh dunia.

WhatsApp Image 2024-05-19 at 15.48.18
NEWS

Pertemuan Amir Nasional JAI dan Chairman Humanity First Internasional: Bangun Komitmen Memperkuat Kerja Kemanusiaan di Indonesia

Foto: Hudhur aba dalam Konferensi Humanity First Sedunia.

“Anda semua yang mengabdi di Humanity First harus ingat bahwa ini adalah tujuan Anda dan oleh karena itu, dengan pengabdian yang besar, Anda harus mengerahkan energi Anda demi tujuan yang diberkati ini. Tentu saja, untuk memenuhi tujuan melayani orang lain tanpa pamrih itulah Humanity First didirikan. Inilah yang membedakan Anda dari organisasi lain, karena Anda mengabdi di Humanity First bukan hanya karena sifat baik Anda atau karena kewajiban duniawi; sebaliknya, pelayanan Anda sebenarnya merupakan tuntutan dan panggilan iman Anda. Seperti yang telah saya jelaskan, melayani kemanusiaan adalah prinsip dasar Islam.”
[Kutipan Pidato Hadhrat Mirza Masroor Ahmad dalam Konferensi Humanity First sedunia]

Pidato yang disampaikan oleh Hudhur aba tercinta menjadi semangat Humanity First secara Internasional dalam melayani kemanusiaan di dunia. Hal ini selaras dengan apa yang sedang dilakukan Chairman Humanity First Internasional, Ahmad Sayed, dalam kunjungannya ke Indonesia 3 Mei 2024.

Foto: Chairman Humanity First Internasonal dan Amir Nasional JAI.

Dalam kunjungan ini, Chairman Humanity First Internasional meminta arahan dari Amir Nasional JAI, Mln. Mirajuddin Sahid Shd, mengenai kerja kemanusiaan di Indonesia. Amir Nasional pun menyampaikan arahannya terkait pendidikan untuk masyarakat yang terpinggirkan sangat penting dan dibantu di Indonesia.

Selain itu, dalam pertemuan ini, Chairman Humanity First Internasional juga menginformasikan hasil mulaqat dengan Hudhur aba mengenai rumah yatim piatu LKSA Hasanah Kautsar, “Hudhur aba sangat senang, bangunannya bagus.” Hudhur aba pun menyarankan agar dapat menambah kapasitas anak-anak yatim piatu yang ditampung dari 25 menjadi 40 apabila memungkinkan.

Amir Nasional JAI sekaligus sebagai Chairman BOT Humanity First Indonesia juga menerangkan bahwa kerja yang dilakukan Humanity First merupakan sifat rahman Allah Ta’ala karena pelayanan yang diberikan oleh Humanity First tidak memandang bulu. Terlepas dari suku, agama, ras, dan golongannya, selama mereka membutuhkan bantuan kemanusiaan di situlah kita harus hadir sebagai wujud sifat rahman Allah Ta’ala. Oleh karena itu, dari pertemuan ini diharapkan akan ada berbagai kolaborasi demi memperkuat kerja kemanusiaan di Indonesia. Dukungan peran Chairman BOT menjadi bagian penting yang tidak dapat terpisahkan dalam kerja kemanusiaan Humanity First selama ini.

Screen Shot 2024-05-15 at 18.01.52
FOOD SECURITYGLOBAL TELETHON

Global Telethon 2024: Krisis Pangan dan Keamanan Pangan

“Ketahanan pangan itu termasuk ketahanan negara. Karena memang pemerintah itu harus memastikan semua masyarakatnya atau rakyatnya tidak kelaparan.” -A. Masihuddin, Vice Chairman Humanity First Indonesia

 

Ketahanan pangan global merupakan salah satu isu penting yang perlu diperhatikan oleh semua negara, termasuk Indonesia. Ketahanan pangan sendiri merupakan kemampuan suatu negara untuk memastikan ketersediaan pangan yang cukup bagi seluruh penduduknya, baik dari segi kuantitas maupun kualitas.

Sumber: Meghan Thomas from Unsplash.

Indonesia, sebagai negara agraris dengan populasi yang besar, memiliki potensi yang besar untuk menjadi negara yang mandiri dalam produksi pangan. Namun, masih banyak faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan di Indonesia seperti yang kita ketahui bahwa krisis pangan merupakan kondisi dimana ketersediaan pangan dalam suatu negara atau wilayah tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti bencana alam, perubahan iklim, konflik bersenjata, pengelolaan sumber daya alam yang buruk, dan faktor ekonomi.

Krisis pangan dapat memengaruhi ribuan bahkan jutaan orang yang harus menghadapi kelaparan dan kekurangan gizi. Dampak dari krisis pangan ini sering kali sangat merugikan bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, terutama bagi anak-anak dan lansia. Saat ini kita tahu hal sangat besar sedang dialami oleh beberapa negara terutama Palestina yang sedang berperang di mana tentunya hal tersebut juga sangat berdampak pada ketahanan pangan dan membuat banyak orang menderita dalam jangka waktu yang panjang.

Humanity First Telethon Internasional pada 11 Mei 2024 menampilkan konten tentang ketahanan pangan dan krisis pangan yang terjadi di banyak negara yang didedikasikan untuk mengumpulkan dana penting untuk proyek Keamanan Pangan. Global telethon merupakan acara yang disiarkan secara Internasional dan bertujuan untuk menggalang dana bagi sebuah tujuan amal atau kemanusiaan tertentu. Tujuan utama dari acara ini adalah untuk menyebarkan kesadaran tentang isu-isu kemanusiaan dan menggalang dana secara luas untuk membantu orang-orang yang membutuhkan. Humanity First secara aktif mengatasi tantangan ini melalui Program Ketahanan Pangan dan mencapai mereka yang membutuhkan di seluruh dunia.

Humanity First juga melakukan beberapa respon terhadap krisis pangan di mana salah satunya adalah ketika Covid-19 berlangsung, Humanity First memberikan bantuan makanan untuk 10.000.000 orang di beberapa negara seperti Program Promosi Humanity First Peduli Senyum yang dilakukan di Indonesia. Selain itu, Humanity First juga membuat Foodbanks yang merupakan program mengumpulkan makanan dan diberikan kepada orang-orang yang aksesnya tidak mampu, di Gambia Humanity First mendukung komunitas para petani di mana membantu para petani mendapatkan aset produksinya, dan di Palestina sebelum konflik akhir-akhir ini Humanity First membangun pertanian di atas rooftop sehingga para pengungsi bisa bertahan walau kecil-kecilan dan masih banyak hal lainnya yang dilakukan oleh Humanity First secara Internasional.

Kemudian pada segmen lain, Humanity First juga membahas secara detail tentang ketahanan pangan di Indonesia. Seperti yang dijelaskan di atas, banyak sekali faktor yang menentukan ketahanan pangan di Indonesia diantaranya pemanasan global, gagal panen, dan juga degradasi lahan pangan adalah tiga dari sekian banyak isu yang berhubungan dengan ketahanan pangan. Fenomena pemanasan global telah menimbulkan dampak yang sangat signifikan di Indonesia terutama pada sektor pertanian, kenaikan suhu yang ekstrem telah menyebabkan perubahan cuaca dan musim kering yang berkepanjangan, curah hujan tidak terduga, bahkan ancaman praktik- praktik pertanian yang tidak berkelanjutan dan eksploitasi tanah yang berlebihan telah mengakibatkan erosi tanah yang parah, menyebabkan kehilangan kesuburan, serta produktivitas lahan pertanian yang vital bagi negara Indonesia.

Sumber: Ebed de Rosary di www.mongabay.co.id

Di Indonesia sendiri tentunya faktor eksternal yang disebut perubahan iklim itu sangat berpengaruh terhadap produksi pangan. Bukan hanya pertanian, tetapi juga bahkan perikanan di mana produsen-produsen pangan di Indonesia pada saat ini sedang berjuang luar biasa untuk menghadapi krisis pangan. Nelayan memproduksi pangan dengan ancaman yang luar biasa seperti pada catatan WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) sudah ada ratusan nelayan yang meninggal di laut karena faktor iklim yang tidak menentu.

Dampak konkrit dari krisis pangan terhadap kehidupan para petani atau nelayan adalah nilai tukar. Di mana nilai tukar itu adalah sejauh mana hasil produksi petani dan nelayan meningkatkan daya beli mereka. Aktivitas pertanian dan perikanan tidak cukup menopang kehidupan ekonomi mereka. Itulah sebabnya petani dan nelayan identik dengan orang-orang miskin yang bahkan tidak dapat mengakses pangan atau aksesibilitas terhadap pangan tersebut rendah.

Lalu, bagaimana kaitan ketahanan pangan dengan kondisi ketersediaan air? Kita mungkin sering mendengar kata elnino, di mana elnino adalah sebuah fenomena cuaca yang terjadi akibat peningkatan suhu permukaan air di Samudra Pasifik Tengah dan Timur yang menjadi lebih hangat dari biasanya sehingga mengurangi curah hujan di Indonesia. Tentu ini akan berdampak pada beberapa daerah yang sering mengalami kemarau ditambah mengalami fenomena elnino yang mengakibatkan kekeringan hingga gersang. Hal-hal tersebut sangat berpengaruh pada food security atau ketahanan pangan di mana para produsen akan melakukan produksi yang terhambat sehingga membuat pertanian tidak subur dan terjadilah krisis pangan. Walaupun sumber air ada namun kemiskinan menjadi faktor utama, hal tersebut yang mempengaruhi sulitnya mengakses sumber mata air dan menghambat proses produksi bahan pangan tersebut. Itulah mengapa, donasi sekecil apapun dapat memiliki dampak besar pada kehidupan seseorang. Melalui global telethon, donasi yang murah hati dapat membuat perbedaan dalam menyediakan kebutuhan bagi yang membutuhkan.